Mengenal Tradisi Ambengan di Desa Gunung Sugih Kecamatan Salem

Desa Gunung Sugih merupakan desa yang terletak di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Tradisi Ambengan di Desa Gunung Sugih dilaksanakan setiap bulan Rajab, bulan Mulud, malam 10 Suro, dan juga pada setiap hitungan ganjil di atas hari ke-20 pada bulan suci ramadhan. Tradisi Ambengan di desa Gunung Sugih masih lestari hingga saat kini, masyarakat percaya bahwa tradisi ini harus dilestarikan karena memiki banyak manfaat.

Tradisi ini dilaksanakan setelah salat maghrib. Setelah salat maghrib warga berkumpul di masjid dengan membawa ambeng atau makanan yang telah disiapkan, makanan yang dibawa itu beragam karena masyarakat dibebaskan membawa apa saja sesuai kemampuan warganya, hal ini bertujuan supaya acara Ambengan ini tidak memberatkan warga desa tersebut. Acara ini diawali dengan pengajian yang biasanya dibawakan oleh ustaz setempat, Pengajian ini diharapkan mampu mendekatkan masyarakat desa dengan Tuhan, biasanya pengajian ini berlangsung sampai waktunya salat isya, setelah pengajian acara selanjutnya yaitu salat berjamaah lalu dilanjutkan dengan pengumpulan ambeng. Setelah ambeng terkumpul, ambeng akan digabung dan dimakan bersama sama di masjid tersebut. Di sinilah momen kebersamaan sangat ditekankan, hal ini diharapkan mampu mempererat hungan antar masyawaratnya. Biasanya karena jumlah ambeng cukup banyak, jadi sisa ambeng akan dibawa pulang oleh warga yang berminat, warga dibebaskan mengambil apa saja yang mereka inginkan.

Tradisi Ambengan merupakan penggambaran rasa syukur dari masyarakat Desa Gunung Sugih. Tradisi ini memiliki manfaat untuk mempererat hubungan antarmasyarakatnya serta mendekatkan masyarakat desa dengan Tuhan. Banyak niali-nilai yang terkandung dalam tradisi ini, diantaranya yaitu nilai rasa syukur, nilai religius, nilai persaudaraan, nilai gotong royong, dan nilai sedekah.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *