Di tengah kehidupan masyarakat di Desa Darmakradenan, seorang ustad yang juga dikenal sebagai seniman sekaligus Ketua RW menjadi figur yang menarik perhatian. Tidak hanya membimbing warga dalam hal keagamaan, beliau juga menyalurkan bakat seni serta memimpin masyarakat dengan penuh dedikasi. Perpaduan peran tersebut menjadikan dirinya sebagai teladan yang menginspirasi, baik dalam bidang spiritual, seni, maupun kepemimpinan..

Sejak lama ia dikenal dekat dengan pesantren, namun di saat yang sama juga ia tak lepas dari dunia seni. Kedua hal itu ia jalani secara berdampingan hingga sekarang. “Saya dari dulu senang ngaji, tapi juga suka main musik dan bikin pertunjukan. Akhirnya ya saya jalani saja dua-duanya,” ujarnya sambil tersenyum. Menjabat Ketua RW sejak tahun 2023, ia mengaku banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam menyatukan aspirasi warga yang beragam. Meski begitu, melalui musyawarah dan kebersamaan, ia mampu menggerakkan program-program yang bermanfaat, mulai dari pengajian bulanan, kerja bakti, ronda malam, dll. Sesekali juga ia mengajak pemuda desa untuk Latihan music dan pentas kecil saat acara tertentu.
Salah satu momen yang paling berkesan baginya adalah ketika warga dari berbagai kalangan ikut serta dalam drama kolosal kisah Nabi saat pentas 17 Agustus. Menurutnya, kegiatan itu bukan hanya hiburan, tetapi juga menjadi sarana dakwah dan mempererat persaudaraan. Dukungan masyarakat membuatnya semakin semangat. Banyak pemuda kini ikut terlibat, baik dalam kegiatan seni maupun organisasi. “Harapan saya anak-anak muda jangan malu tampil. Tetap pegang nilai yang baik, tapi juga berani berkarya dan memimpin,” katanya.
Ke depannya, ia berencana membangun pusat kegiatan warga yang bisa dipakai untuk latihan seni, pengajian, hingga rapat. Menurutnya, tempat itu bisa jadi wadah bersama untuk memperkuat rasa kekeluargaan di desa.
Editor : Luthfiyah Hanif Khairunnisa