Dokumen Pribadi
Purbalingga – Ismiatun, seorang ibu rumah tangga yang akrab disapa Mama Anjani, dikenal sebagai sosok inspiratif yang berhasil mengubah hobi membuat kue menjadi sumber kehidupan. Dari kegemarannya membuat kue kering, lahirlah Cookies Anjani sejak 2016 menjadi usaha yang menopang ekonomi keluarga sekaligus membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. “Awal saya membuat kue kering ini untuk diri sendiri dari pengalaman kerja, ternyata banyak yang suka dan banyak yang menyuruh saya untuk jualan,” ujar Mama Anjani. Dukungan dari keluarga menjadi modal utama usaha ini berdiri. Suami, orangtua, kakak turut serta membantu, baik saat memproduksi maupun mengurus anak-anak. Saat pesanan sedang ramai, ada sekitar sembilan orang membantu produksi.
Perjalanan membangun usaha ini tidak selalu mulus, berbagai tantangan yang dihadapi Mama Anjani adalah lokasi rumahnya di Desa Karangjambu RT08/RW01 yang jauh dari jalan raya membuat biaya bahan baku lebih tinggi, serta lonjakan pesanan saat hari raya. ”Kalau bahan baku naik, saya menaikkan harga sedikit daripada harus menurunkan kualitas rasa. Saat pesanan membludak saya menambah tenaga kerja,’’ ujar Mama Anjani.
Strategi inilah yang kerap digunakan saat menghadapi tantangan tersebut. Membagi waktu antara keluarga dan usaha juga menjadi tantangan tersendiri. “Siang tetap mengurus anak-anak dan keluarga, malam hari saya produksi kue. Saat produksi kue sedang melonjak, saya meminta bantuan kakak untuk mengurus anak-anak. Jika ada suami, kami bekerja sama,” jelasnya.
Keluarga menjadi sumber motivasi utama usaha tetap berjalan sampai sekarang. Nama usaha Cookies Anjani di ambil dari nama anak pertamanya sebagai wujud kasih sayang. Selain itu, sebagian hasil penjualan kue juga ia gunakan untuk kebutuhan keluarga dan bersedekah. Kepuasan pelanggan juga selalu menjadi penyemangat bagi Mama Anjani untuk menjaga kualitas dan mengembangkan usaha. “Saya selalu meminta kritik dan saran dari pelanggan agar kualitas kue tetap terjaga,” ungkapnya.
Kini, Cookies Anjani melayani pelanggan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Semarang, dan Yogyakarta. Promosi dilakukan melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, serta dibantu oleh para reseller. Bagi Mama Anjani keberhasilan sejati bukan hanya dari omzet melainkan bagaimana menyeimbangkan keluarga, menjaga kualitas, dan tetap menjadi sosok inspiratif bagi orang-orang sekitarnya. “Di zaman sekarang, masih bisa bertahan saja sudah bersyukur. Sementara ini masih belum ada rencana untuk membuka cabang dan masih mengandalkan dari reseller dan promosi lewat sosial media, yang penting usaha ini tetap memberikan manfaat bagi keluarga dan masyarakat,” tutup Mama Anjani.
Editor : Natasya Amirah Putri