Tanpa Pamrih, Slamet Budi Santoso Bantu Lancarkan Arus Kendaraan di Pertigaan Karangwangkal

Purwokerto, 1 september 2025 – Pertigaan Karangwangkal, yang dikenal sebagai jalur sibuk di sekitar kawasan kampus, sering kali dipadati oleh mahasiswa maupun warga sekitar. Setiap pagi dan sore suasana pertigaan karangwangkal selalu ramai oleh lalu lintas kendaraan. Di tengah kepadatan itu Slamet Budi Santoso, yang lebih dikenal sebagai Pak slamet adalah pria sederhana yang membantu melancarkan arus kendaraan yang padat di pertigaan karangwangkal agar tidak terjadi kemacetan.

Meski bukan petugas resmi, Slamet dengan sukarela berdiri di tengah pertigaan itu. Baik dibawah terik matahari maupun derasnya hujan ia tetap memberi arahan kepada pengendara untuk jalan bergantian dengan senyum ramah yang tak pernah lepas dari wajahnya.

Aksi inspiratif ini sudah dilakukan selama 3 tahun dan tidak pernah mengharapkan imbalan dari para pengendara. Dengan adanya kehadiran Slamet membuat arus lalu lintas di pertigaan yang dikenal padat di menjadi lebih teratur.

Ketika ditanya apa yang membuatnya tetap setia menjalankan peran itu, Slamet menjawab dengan sederhana.

“Saya melakukan ini karena memang suka membantu orang. Apalagi ini daerah kampus, jadi pasti ramai oleh mahasiswa. Kalau tidak ada yang mengatur, jalanan di sini bisa macet panjang. Tahun ini saja ada sekitar 11 ribu mahasiswa baru, tentu lalu lintas makin ramai. Ya sudah, saya turun tangan saja,” ujarnya dengan senyum tulus.

Dengan kehadiran Slamet, arus lalu lintas di pertigaan menjadi lebih teratur. Ia bahkan memiliki perhitungan tersendiri untuk menentukan kendaraan mana yang perlu diutamakan dan mana yang harus menunggu, sehingga kemacetan dapat diminimalisir.

Banyak mahasiswa dan warga sekitar mengaku terbantu dengan kehadiran Slamet. Tidak sedikit yang merasa kagum dengan ketulusannya, karena ia rela mengorbankan waktu dan tenaganya demi kenyamanan orang lain. Ia menjadi teladan masyarakat yang menunjukkan bahwa pengabdian tidak selalu harus dibayar dengan uang.

Seorang mahasiswa yang kerap melintas mengatakan, “Kalau tidak ada Pak Slamet, pasti macet panjang di sini. Beliau sangat membantu sekali, apalagi di jam kuliah yang ramai. Salut sama ketulusan beliau,” ungkap salah satu mahasiswa yang sering melewati pertigaan itu

Dedikasi Slamet menjadikan dirinya sosok inspiratif di tengah masyarakat. Ia hadir bukan karena seragam atau kewajiban, melainkan karena panggilan hati untuk membantu sesama.

Editor : Tsania Kasyifa Rizqi

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *