Purwokerto – Menjadi mahasiswa bukan hanya soal belajar di kelas, tetapi juga bagaimana memberi manfaat bagi sesama manusia, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Pencapaian dan tanggung jawab besar yang digenggam hari ini bukanlah suatu hal yang mudah dilalui bagi setiap mahasiswa.

Syanaz Raehana Zulfa, Komandan KSR PMI UNSOED
Sumber: Dokumen pribadi
Syanaz Raehana Zulfa, mahasiswi Keperawatan UNSOED yang kini sedang menduduki semester 7, menjabat sebagai Komandan KSR PMI UNSOED periode 2025-2026. Meskipun bukan berlatar belakang kepalangmerahan sejak menjadi murid di sekolah, ia mendapatkan banyak kepercayaan dari anggota KSR PMI UNSOED sehingga dapat menjadi Komandan KSR pada saat pelaksanaan Musyang atau Musyawarah Anggota yang dilaksanakan pada bulan Februari 2025.
Semangat kemanusiaan di setiap langkah Syanaz
Banyak kegiatan telah dilaksanakan sejak ia bergabung di KSR PMI UNSOED. Seperti melaksanakan program yang berkolaborasi dengan PMI setempat untuk menyalurkan sembako kepada warga hingga terjun langsung ke lapangan untuk membantu mengevakuasi warga saat bencana alam terjadi.
Selain menjadi relawan yang memiliki rasa kepedulian tinggi, terdapat juga kegiatan-kegiatan lainnya yang rutin dilakukan oleh KSR PMI UNSOED di bawah Komandan Syanaz. Seperti pelatihan tingkat spesialis kepada anggota KSR lainnya agar para anggota dapat menguasai bidang spesialis tertentu, mengunjungi posyandu-posyandu di desa, hingga rutin melakukan kegiatan donor darah, dan kegiatan yang sedang direncanakan oleh KSR sendiri, yaitu SAR Gunung atau belajar sambil praktik bagaimana cara melakukan pertolongan pertama saat korban berada di gunung.
Belajar konsisten di tengah padatnya tanggung jawab
Menjadi mahasiswa yang harus mementingkan akademik yang merangkap menjadi Komandan di sebuah organisasi tentu memiliki banyak sekali tantangan. Syanaz sendiri pun merasakan hal yang sama. Membagi waktu untuk akademik, terutama saat ini ia sedang mengerjakan tugas akhir, berorganisasi, dan waktu untuk diri sendiri merupakan tantangan terbesar yang sering terjadi pada Syanaz.
Namun, di balik tantangan yang berat itu, Syanaz selalu konsisten dalam mengatur waktunya dengan baik sehingga ketiga hal tersebut tidak pernah terabaikan olehnya. Saat mengatur waktu yang ia lakukan selama 2 tahun ini, ia selalu berpegang teguh pada prinsipnya sehingga ia dapat bertahan sampai saat ini. “Kalau sudah diamanahi sesuatu, berusahalah buat bertanggung jawab untuk menyelesaikan itu, jangan jadikan sesuatu yang berat menjadi sesuatu yang berat, coba dijalani aja dulu,” tuturnya.
Baginya, menjadi komandan KSR PMI UNSOED bukan hanya tentang bagaimana ia membagi waktu antara akademik, organisasi, dan kehidupan pribadi, tetapi juga saat ia menyalakan semangat kemanusiaan di setiap langkahnya. Dari ruang kuliah hingga lapangan bencana, dari kegiatan donor darah hingga program kesehatan masyarakat, Syanaz menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari tanggung jawab dan kepedulian. Meski dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan, ia konsisten menjalani amanah dengan prinsip sederhana: setiap pengabdian yang dilaksanakan dengan tanggung jawab dan ikhlas pasti akan meninggalkan jejak kebaikan bagi sesama dan menjadi bekal berharga dalam perjalanan hidupnya.
Editor: Rizki Wahyu Aulia Nisa