
Nanda Ayu Lestari lahir di Cilacap, 25 Mei 1998 telah membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih pendidikan tinggi dan memiliki mimpi besar. Pada dasarnya potret nyatanya adalah kerja keras, doa, dan keberanian bermimpi bisa mengubah jalan hidup seseorang. Lahir sebagai anak dari ayah seorang petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga serta menjadi anak satu-satunya di keluarga besar yang bisa menempuh Pendidikan dan menuntaskan S2 Pendidikan Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan predikat cumlaude (IPK 3,83) tahun 2025 berkat dukungan Beasiswa LPDP.
“Saat kuliah S1 Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Semarang (UNNES), saya berhasil lulus dengan predikat cumlaude dan aktif dalam organisasi maupun lomba ilmiah tingkat nasional hingga internasional. Salah satu pencapaian membanggakan adalah ketika saya bersama tim berhasil membawa inovasi ‘Cymbo Gel’ gel pengharum sekaligus penolak kecoa ramah lingkungan berbahan minyak sereh hingga ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-32 di Bali. Saya juga meraih Bronze Medal Award di Taiwan Innotech Expo 2019 berkat riset inovasi berbasis potensi daerah yaitu mengangkat topik inovasi kopi lampung. Bagi saya, pendidikan adalah jalan pengabdian,” ujar Nanda. Setelah lulus S1 Pendidikan Kimia di Universitas Negeri Semarang, Nanda memulai karirnya dengan menjadi seorang guru di SMA Negeri 01 Sidareja dan SMA PGRI 4 Gandrungmangu. Tak sekadar menjadi guru ia juga aktif sebagai Pembina Karya Ilmiah Remaja (KIR) serta bergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kimia Kabupaten Cilacap. Menurutnya mengajar bukan sekadar profesi, tetapi passion yang menumbuhkan semangat inovasi dalam pembelajaran.
• Melalui LPDP S2 Universitas Pendidikan Indonesia, melangkah lebih jauh.
“Selama studi magister di UPI, saya mendalami pembelajaran berbasis proyek, inovasi praktikum, dan literasi sains. Bahkan terpilih sebagai oral speaker pada konferensi internasional di Turki (2024) serta menjadi mentor persiapan beasiswa LPDP bagi generasi muda dari 2024 hingga saat ini. Mimpi saya sederhana tapi bermakna yaitu menjadi dosen pedagogi kimia yang tidak hanya mengajar, tetapi juga meneliti dan mengabdi.” Ujar Nanda.
Baginya, strategi sukses menembus LPDP bukan hanya mempersiapkan berkas, tetapi juga mengasah konsistensi, pengalaman nyata di lapangan, dan keberanian bermimpi besar. “Saya percaya bahwa keberhasilan studi lanjut adalah bagian dari kontribusi nyata untuk negeri,” tegasnya. “Tidak ada harapan yang lebih besar dari keberhasilan generasi muda Indonesia yang didukung oleh kualitas pendidikannya.” Merupakan ungkapan yang menjadi semangat Nanda dalam memperoleh beasiswa LPDP.
• Strategi lolos LPDP menurut Nanda Ayu Lestari.
Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk lolos beasiswa LPDP menurut Nanda Ayu Lestari yang lolos dalam percobaan ke tiga:
- Kenali persyaratan dan timeline secara menyeluruh. Jangan sampai kalah di tahap administrasi karena ketidaktahuan. Pahami syarat seperti IPK minimal, batas usia, dokumen wajib, dan deadline pendaftaran tahap 2 yang biasanya dibuka sekitar bulan Juni-Juli. Bisa follow terlebih dahulu untuk informasi melalui akun Instagram @lpdp_ri.
- Susun dokumen sejak jauh-jauh hari. “Saya sarankan minimal setengah tahun persiapannya untuk mendaftar beasiswa LPDP dikarenakan banyaknya berkas yang harus disiapkan. Berkas-berkas penting itu seperti KTP, ijazah & transkrip, sertifikat TOEFL/IELTS, LoA (jika ada), surat rekomendasi, esai Rencana Studi dan Kontribusi, dsb. Mengapa lama? Dikarenakan dalam menyiapkan TOEFL/IELTS dan esai membutuhkan waktu yang cukup lama dan matang.” Ujar Nanda.
- Tulislah esai Rencana Studi dan Kontribusi yang kuat serta personal. Esai yang ditulis harus jujur, terstruktur, mencerminkan visi ke depan, dan relevan dengan konteks Indonesia. Hindari klise atau copy-paste esai awardee lain yang tentunya kurang relevan. “Buatlah yang mencirikan dirimu berbeda dari yang lain atau unik karena tidak semua orang bisa seperti dirimu.” Ujar Nanda.
- Pilih program studi dan kampus dengan pertimbangan yang matang. Di dalam esai ataupun saat wawancara nantinya akan diminta untuk menjelaskan alasan memilih universitas/jurusan secara logis: relevansi kurikulum, dosen ahli, peluang penelitian, dan kesesuaian dengan rencana kontribusi.
- Bangun portofolio non-akademik. LPDP menghargai aktivitas sosial, organisasi, atau proyek riil. Ceritakan kontribusi Anda dalam CV dan esai.
- Persiapkan tes skolastik dan kemampuan bahasa Inggris yaitu TOEFL atau IELTS. Uji kemampuan berpikir kritis dan bahasa Inggris secara rutin.
- Latihan wawancara secara mendalam dengan awardee sesuai bidang yang akan ditempuh. Perlu mempelajari pertanyaan umum mobilisasi motivasi, visi, kelemahan, kontribusi, dll yang sesuai dengan bidangnya, supaya relevan.
- Manfaatkan komunitas, alumni, dan mentor LPDP melalui akun Instagram untuk mengetahui info apa saja yang diberikan. Dan biasanya sering melakukan perekrutan calon awardee untuk dibimbing secara intensif secara gratis serta dibimbing sesuai bidang yang diminati.
- Atur manajemen waktu dengan disiplin serta konsisten. Buat timeline persiapan, mulai dari riset, dokumen, hingga latihan tes dan wawancara. Jangan menunda waktu dan hindari pengiriman mendekati deadline.
- Jika terjadi kegagalan maka perlu evaluasi dan tetap konsisten berdoa serta usaha. “Jika belum berhasil, evaluasi esai dan persiapan Anda, kemudian coba lagi dengan versi terbaik. Dan jangan lupa, doa sebagai kekuatan spiritual yang menyertai usaha Anda.” Ungkap Nanda.
Penulis: Okty Astri Rahmadani
Penyunting naskah: Najwa Rahmadani