Mengeja Sugab Bekerja

Bagus Adi Nugroho atau akrab dipanggil Sugab, pemuda kabupaten yang baru saja selesai dari kuliahnya per tahun ini bisa menjawab pertanyaan pesimis orang-orang “Kuliah Sastra Lulus Mau Jadi Apa?”. Baginya kuliah sastra itu bukan soal kerja tapi penciptaan karya. Atas nama masa muda dan hidup yang penuh kebebasan, nilai idealisme melekat pada dirinya. Tapi bukan idealisme yang buta realitas, ia sadar bahwa ada kebutuhan ekonomi untuknya bertahan hidup. Sembari berkarya dia juga bekerja untuk UMKM milik sendiri yang sudah dibangun sejak masih kuliah.

Gema (akronim dari Garasi Seni Mahasiswa), salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang berada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman menjadi tempatnya belajar di luar kelas D3 Bahasa Mandarin. Gema merupakan kelompok yang terbangun dari banyak gairah seni; musik, tari, visual dan Sugab berenang di semua kolam tadi. Tapi lewat musiklah namanya dikenal.

Di UKM Gema, anak-anak bidang musik cukup produktif mengisi acara-acara di kampus dengan lagu-lagu orang lain yang lebih dulu populer. Tapi di luar itu sudah pasti anak-anak memiliki ketertarikan genre beragam aliran dan secara alami di luar program kerja mereka yang memiliki kesamaan selera musik akan membentuk bandnya sendiri. Begitupun proses pada Sugab besama rekan-rekannya sesama pendengar The Adams, band asal IKJ. Maka lahirlah Klub Mancar dengan mengusung genre indie pop.

Klub Mancar namanya diambil dari penjual bakpao sebrang kampus FIB beranggotakan empat orang dengan Sugab mengisi posisi sebagai gitaris. Setahun sudah band ini berdiri dengan single debut berjudul Bayang disusul I Wanna be With You dan yang terbaru rilis di bulan Juli 2025 “Kesekian”

Di balik panggung, Sugab adalah aktor dari Klub Mancar dalam membangun citra. Membawa bekal dari bidang seni lain yang ada di Gema dan pengalaman magang di Jogja, Sugab banyak memasak mulai dari artwork, merchandise, lirik, dan sosial media. Terutama gimik di platform X dengan cuitan asal bunyi tergantung mood seperti kebiasaan Otong, vokalis dari band Koil.

Sugab membuktikan bahwa di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman siapapun bisa selagi ada kemauan. Keberuntungan tidak datang begitu saja melainkan terbentuk dari kesempatan dan momen. Sugab merasa dirinya beruntung mendapat kesempatan kuliah meski D3 Bahasa Mandarin bukan pilihan pertama, awalnya dia ingin masuk ISI Yogyakarta. Momen itu sudah lewat dan di FIB dia menciptakan momentumnya sendiri.

Editor: Tsania Kasyifa Rizki

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *