
Purwokerto – Perjalanan panjang Arif Darmawan Saputra seorang Guru Matematika di SMA Negeri 4 Purwokerto menunjukkan bahwa dedikasi, kesabaran, dan doa mampu mengantarkan seseorang meraih cita-cita yang semula tidak pernah ia bayangkan. Arif lahir di Kebumen pada tahun 1987. Sejak kecil, ia menempuh pendidikan di TK Diponegoro 125 Arcawinangun (1991–1993), SD Negeri 1 Arcawinangun (1993–2000), SMP Negeri 6 Purwokerto (2000–2003), dan SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto (2003–2006). Perjalanan pendidikannya berlanjut di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Program Studi Pendidikan Matematika, sejak September 2006 dan lulus pada April 2012.
Menjadi seorang guru sebenarnya bukanlah cita-cita awal Arif. Dorongan orang tua serta lingkungan membuatnya memilih Program Studi Pendidikan Matematika. Namun, keputusan tersebut ternyata membawanya ke jalan hidup yang penuh berkah. “Dulu saya sempat ragu, tapi ternyata matematika membawa banyak rezeki dan kesempatan,” kenangnya.
Sejak kuliah, Arif sudah aktif berwirausaha, mulai dari berjualan pulsa kecil-kecilan hingga mendirikan bimbingan belajar pada tahun 2010. Selain itu, ia juga aktif di organisasi kampus seperti HIMATIKA dan sempat membantu dosen dalam kegiatan akademik pada semester tiga hingga enam.
Arif mulai mengabdi di SMA Negeri 4 Purwokerto pada 1 Juli 2014. Selama lebih dari sembilan tahun, ia mengajar dengan penuh kesabaran sambil menunggu peluang menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Perjuangan panjang itu akhirnya terbayar pada 1 Agustus 2023 ketika ia resmi diangkat menjadi ASNP3k.“Ketika mendengar kabar diterima, saya langsung menangis. Perjuangan sembilan tahun itu akhirnya terbayar. Ini bukan hanya usaha saya, tapi doa orang tua dan ridha Allah,” ungkapnya penuh haru.
Menurut Arif, setiap ujian hidup adalah bagian dari proses pendewasaan. Mulai dari keterlambatan lulus kuliah hingga ujian seleksi ASN, semua ia jalani dengan ikhlas. Ia meyakini bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Kini, di tahun 2025, Arif terus mengabdikan diri sebagai pendidik di SMA Negeri 4 Purwokerto. Selain mengajar, ia tetap bersemangat menyalurkan jiwa kewirausahaannya serta membimbing siswa-siswi dengan penuh kesabaran. “Menjadi guru bukan sekadar profesi, tapi jalan hidup yang harus dijalani dengan keikhlasan,” pungkasnya.
Editor: Eti Kusmiati