Profil Fina Kharisma, Peserta Clash of Champions Season 2 yang Kuliah Sambil Mondok

Memanfaatkan privilege sebagai mahasiswa merupakan hal lazim bagi sosok akademisi muda satu ini. Acapkali mengikuti lomba dan kegiatan di luar kampus, Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Malang 2024 yang juga menjadi runner up Duta Santri Nasional ini tidak pernah berhenti berkontribusi dalam dunia pendidikan.

Belakangan ini, nama Fina Kharisma banyak disorot karena menjadi salah satu dari 80 mahasiswa berprestasi yang terlibat dalam kompetisi kecerdasan yang diadakan oleh Ruangguru (perusahaan bimbel terbesar nomor 1 di Indonesia), yakni Clash of Champions (COC) musim kedua. Sejak musim pertama, Clash of Champions berhasil masuk dalam kategori trending karena menyuguhkan game show edukatif yang mencakup hitungan, spasial, memori, hingga pemecahan masalah yang dikemas sedemikian menarik dan rapi.

“Awalnya, saya ingin tahu bagaimana vibes menjadi cast COC, acara yang menginspirasi banyak orang dan booming sejak season 1. Tapi lebih dari itu, ada misi yang ingin saya capai. Saya ingin berkontribusi dalam peningkatan taraf pendidikan di Indonesia.” ungkap Fina. Ia meyakini bahwa mengikuti Clash of Champions adalah langkah yang tepat untuk berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Peserta Clash of Champions Season 2 bersama CEO dan COO Ruangguru (Foto: Instagram @finakharisma_)

Lahir pada tanggal 12 Desember, sejak SD, SMP, dan SMA di MAN 2 Kota Kediri, Fina aktif mengikuti olimpiade. Pada masa putih abu-abunya, Fina mulai menekuni dunia kepenulisan, terutama dalam bidang karya tulis ilmiah. Kini, Fina menempuh pendidikan di program studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang, Jawa Timur.

Meski aktif berorganisasi, baik internal maupun eksternal kampus, Fina tidak mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang muslim, ia bahkan menjalani kuliah sambil mondok. “Di tengah hiruk-pikuk dunia perkuliahan, ketika merasa down, merasa sedih, saya biasanya pergi ke masjid, atau ke pondok gitu, karena saya kuliah sambil mondok.” jelas Fina.

Sebelum meyakini bahwa kuliah sambil mondok adalah bagian dari perjalanan yang seru, Fina sempat merasa berat. Namun, seiring berjalannya waktu, Fina memahami alasan mengapa orang tuanya menjadikan masuk pondok sebagai syarat wajib apabila dirinya ingin kuliah. Niat baik Fina dalam menuntut ilmu membawa ia semakin bertumbuh. Tidak hanya berhasil meraih IPK 3.83 dari skala 4.00, Fina juga sudah menjajaki dua negara dan 20 kota secara gratis berkat keberaniannya dalam mencoba privilege sebagai mahasiswa. Beberapa prestasi yang telah diraihnya antara lain runner up Duta Santri Nasional 2023, Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Malang 2024, runner up in International Competition Innovation Product (Malaysia), dan winner Bussiness Plan UTU Award. Meski begitu, Fina tidak lupa untuk terus bermuhasabah.

Menjadi mahasiswa adalah periode emas yang belum tentu bisa dinikmati oleh semua orang. Walau demikian, pendidikan tetap menjadi fondasi utama yang harus dirasakan oleh seluruh generasi bangsa agar dapat berkembang dan bersinergi, seperti yang dikatakan Fina, “Pendidikan adalah investasi terpanjang dan tonggak terpenting dalam hidup”.

Editor: Khansa Faiza Rahmah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *