
PURWOKERTO — Keterbatasan dalam berbahasa Jawa tidak menghalangi Azkiyatussyifa Rofiannsyah untuk tampil gemilang di panggung Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2025. Siswi kelas XII SMA Negeri 1 Purbalingga ini berhasil meraih posisi 2nd Runner Up atau juara 3 setelah sebelumnya sempat merasa minder dengan kemampuan bahasa Jawanya.
Bahasa Jawa yang seharusnya menjadi identitas budaya justru sempat membuat Azkiya kehilangan kepercayaan diri ketika maju sebagai finalis Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga 2025. Meski demikian, perempuan kelahiran 5 September 2008 yang sebelumnya aktif di Paskibraka dan karate ini mampu menaklukkan panggung hingga meraih prestasi membanggakan.
Sejak awal, Azkiya memiliki motivasi kuat untuk mengikuti ajang Mbekayu. Bukan sekadar mencari pengalaman baru, tetapi juga untuk memperluas relasi dan ikut serta dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di daerahnya. “Tujuan awal saya ikut karena ingin menambah pengalaman dan memperluas relasi. Selain itu, saya juga ingin berkontribusi dalam pelestarian pariwisata di Purbalingga,” ungkapnya.
Namun, perjalanan tersebut tidak tanpa tantangan. Azkiya yang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari merasa kurang percaya diri saat harus tampil dengan bahasa Jawa. “Ayah saya bukan asli Purbalingga, jadi di rumah lebih sering menggunakan bahasa Indonesia. Ketika di ajang Mbekayu, saya sempat minder karena kemampuan bahasa Jawa saya masih kurang,” kata Azkiya.
Alih-alih menyerah, ia justru menjadikan kelemahan tersebut sebagai pemicu untuk belajar. Hampir setiap hari Azkiya mengikuti mentoring bersama Kak Luki Zenico, Putera Maritim Indonesia 2025. Dari situlah ia memperdalam kemampuan bahasa Jawa sekaligus melatih kemampuan public speaking. “Saya terus belajar bersama Kak Luki, terutama untuk bahasa Jawa dan cara tampil percaya diri. Lama-kelamaan saya bisa mengatasi rasa minder itu,” ujarnya.
Pengalaman Azkiya di Paskibraka dan sebagai atlet karate turut membentuk mental yang adaptif. Jika dulu ia terbiasa tampil tegas dan disiplin, kini ia dituntut untuk tampil anggun dan berkarisma di atas panggung. Perbedaan tersebut tidak membuatnya kewalahan, melainkan memperkaya proses pengembangan dirinya. “Dari Paskibraka saya belajar disiplin, dari karate saya belajar fokus dan mental. Semua itu ternyata membantu saat saya tampil di ajang Mbekayu,” jelasnya.
Kerja keras dan konsistensinya pun membuahkan hasil. Pada acara puncak Grand Final Kakang Mbekayu Duta Wisata Kabupaten Purbalingga yang digelar pada 26 April 2025, Azkiya resmi dinyatakan sebagai juara 3 atau 2nd Runner Up. Prestasi tersebut menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang, melainkan tantangan yang bisa ditaklukkan dengan usaha dan tekad yang kuat.
Kini Azkiya berharap pengalamannya dapat menjadi inspirasi bagi anak muda lain di Purbalingga. “Bahasa Jawa itu bagian dari budaya kita. Walaupun awalnya saya minder, justru dari situlah saya belajar banyak hal. Semoga pengalaman saya bisa menginspirasi teman-teman lain untuk lebih mencintai budaya kita,” ungkapnya.
Azkiya menekankan pentingnya keberanian untuk terus berkembang. “Jangan takut keluar dari zona nyaman. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Jadikan kelebihanmu sebagai kekuatanmu, dan jadikan kelemahanmu sebagai motivasi untuk terus belajar. Karena justru dari situlah kita akan menemukan versi terbaik dari diri kita,” tutupnya penuh keyakinan.
Editor: Azmi Revania Amanda