Editor : Anggita Amalia Anggraeni
Purwokerto, 3 September 2025 – Siapa sangka, berawal dari FOMO (Fear of Missing Out) yang kemudian berubah menjadi passion hingga tergerak mendirikan sebuah komunitas. Nanda Irfan Fathan, mahasiswa Universitas Airlangga, sekaligus founder komunitas Voluntiiran.
“Dulu pertama kali mengikuti kegiatan volunteer itu di Jogja dan awalnya memang karena FOMO, ingin ikut-ikutan saja. Namun, justru sejak saat itu saya merasa memiliki passion dalam bidang tersebut,” ujar pemuda berusia 21 tahun itu.

Pengalaman itulah yang menyalakan ide dalam benak Nanda. “Dari situ, saya melihat bahwa, Purwokerto belum mempunyai wadah inisiasi sosial yang terbuka untuk umum. Kebanyakan hanya untuk lingkup BEM atau instansi tertentu. Sehingga, saya ingin membuat wadah yang dapat dikuti siapa saja. Mulai dari jenjang SMP, SMA, mahasiswa, bahkan yang sudah bekerja. Jadi, Voluntiiran ini saya bangun agar menjadi ruang kolaborasi sosial untuk semua kalangan,” jelasnya.
Ide itu muncul pada Mei 2024 dan dieksekusi pada Juli 2024. Hanya dalam satu tahun Voluntiiran telah melibatkan lebih dari 1.500 relawan. Voluntiiran juga telah menjangkau tujuh kota besar di Indonesia yakni, Purwokerto , Surabaya, Jakarta, Semarang, Jogja, Malang dan Mojokerto.
Tantangan Mengelola Voluntiiran
Mengelola sebuah komunitas sosial di tujuh kota tentu bukan hal mudah. Nanda mengaku, tantangan terbesar Voluntiiran datang dari tiga hal yaitu, sumber daya manusia, inovasi proyek, dan finansial. “Sumber daya manusia menjadi salah satu masalah karena saya memantau dari jarak jauh. Kadang ada masalah internal di cabang, tapi di mana harus saya atasi lewat manajer cabang. Lalu terkait inovasiproyek, terkadang ide proyek juga buntu sehingga terjadi pengulangan dengan proyek lama. Terakhir adalah finansial, contohnya ketika ada proyek yang relawannya sedikit, maka kami harus talangi dana dulu” tuturnya
Voluntiiran di Lima Tahun ke Depan
Membicarakan soal masa depan, tentu semua orang mempunyai harapan. Sama halnya dengan Nanda,a juga memiliki harapan besar untuk Voluntiiran. “Saya berharap dalam lima tahun kedepan Voluntiiran dapat menjangkau lebih banyak kota dan memberikan dampak sosial yang lebih besar,” ucap Nanda
Pesan Nanda untuk Generasi Muda
Seringkali generasi muda saat ini merasa bingung harus mulai dari mana untuk berkontribusi bagi masyarakat. Adapun yang seringkali memikirkan pandangan orang lain, seperti takut dilabeli FOMO. Nanda sendiri menekankan kata kuncinya ada pada konsisten. “Ketika kalian bingung ingin memulai dari mana, mulailah dari FOMO. Saya mencoba juga karena FOMO dan itu tidak masalah. Ketika sudah menemukan kecocokan, lanjutkan dengan konsisten. Sebab bisa jadi kalian menemukan passion bahkan jalan masa depan. Jangan hanya besar semangat diawal,” tutup Nanda. Perjalanan Nanda dengan Voluntiiran menandakan bahwa langkah kecil dapat menciptakan gerakan besar apabila dilakukan secara konsisten. Bermula dari FOMO, ia berhasil mengubahnya menjadi kegiatan yang memberikan dampak positif.
Editor : Anggita Amalia Anggraeni