Cita Rasa Tempo Dulu, Polo Pendem Masih Jadi Favorit Warga

Polo Pendem Kukus – Sumber: Dokumentasi Pribadi

Purwokerto – Polo pendem, jajanan tradisional berbahan umbi-umbian, kini kembali mencuri perhatian warga Purwokerto. Tidak hanya dikenal sebagai camilan sehat dan murah meriah, kuliner jadul ini juga membuka peluang usaha baru bagi pelaku UMKM di tengah tren makanan instan.

Istilah polo pendem sendiri berasal dari budaya Jawa. Kata “polo” berarti hasil bumi, sementara “pendem” bermakna terpendam. Dengan demikian, polo pendem merujuk pada makanan yang berasal atau tumbuh di dalam tanah, seperti singkong, ubi, sukun, talas, dan kacang madu yang kaya manfaat bagi tubuh.

Kesempatan inilah yang ditangkap Rian, penjual Polo Pendem Kukus di kawasan GOR Satria Purwokerto. Sejak 4 bulan lalu, ia lebih memilih untuk membangun usaha Polo Pendem Kukus yang mungkin sudah tak banyak lagi orang berjualan kuliner ini. 

Ia menawarkan berbagai varian menu mulai dari singkong, ubi ungu dan kuning, sukun, kacang madu, talas, pisang, dan berbagai varian lainnya yang dikukus mulai dari gerai dibuka. Sesuai dengan slogannya yaitu “Sehat di badan, ramah dikantong”, varian menu yang tersedia disini dibanderol mulai dari Rp. 1.500 hingga Rp. 4.000 saja. 

Usahanya selalu mendapatkan respons positif dari masyarakat. Ia mengatakan jika pada zaman yang serba instan ini, orang-orang masih tetap memperhatikan kesehatan badannya sendiri. 

“Biasanya para mahasiswa hingga orang-orang dewasa lainnya yang berolahraga di pagi hari ataupun hanya lewat di sekitar GOR Satria ini mampir di gerai saya, walaupun yang saya tawarkan hanya sebatas umbi yang dikukus, tapi mereka selalu sadar akan pentingnya menjaga kesehatan di zaman sekarang sehingga mereka sempatkan konsumsi realfood untuk kebaikan tubuhnya sendiri” jelasnya (8/9/2025).

Gerai sederhana itu mulai buka pukul 05.30 dan tutup jika menu yang Rian bawa sudah habis terjual, paling siang sampai pukul 11.00. Hal ini membuktikan jika masyarakat memang masih antusias dengan kuliner jadul ini.

Salah satu konsumen, Aulia, mengatakan dirinya kerap membeli polo pendem saat ingin camilan sederhana seperti ubi rebus. Harganya ramah di kantong dan kualitasnya bagus, jadi menurut saya worth it banget,” ujarnya. Ia menambahkan, kuliner tradisional semacam ini penting dilestarikan karena sudah jarang ditemui dan menyehatkan bagi tubuh.

Untuk saat ini, layanan di beberapa platform online masih belum tersedia, tetapi Rian mengatakan jika layanan “Delivery Order” (DO) tersedia dengan syarat minimal pembelian Rp. 15.000 atau menggunakan layanan “Jastip” (Jasa Titip) yang tersedia jika konsumen tidak dapat mengunjungi tempatnya langsung. 

Meski sederhana, dengan hadirnya Polo Pendem Kukus di sekitar GOR Satria Purwokerto, usaha kuliner ini terbukti mampu bersaing dengan jajanan instan. Jajanan jadul ini masih punya tempat istimewa di hati masyarakat. Bukan hanya karena harganya murah meriah, tapi juga karena memberi pilihan camilan sehat yang bikin nostalgia sekaligus menyehatkan tubuh.

Editor: Restu Anugrah Syafa’atullah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *