Banjarnegara, 7 September 2025 — Bakmi merupakan makanan asal Tiongkok yang masuk ke Nusantara pada abad ke-19. Seiringan dengan itu, Bakmi mengalami penyesuaian bahan dan rasa khususnya di Jawa, hingga lahirlah Bakmi Jawa. Berbeda dengan bakmi Tiongkok yang menggunakan mi besar dan keriting, bakmi Jawa justru menggunakan mi tipis lurus dengan bumbu rempah.
Di Banjarnegara, nama Bakmi Jawa Pak Udin sudah tidak asing lagi bagi para pencinta kuliner, terutama Bakmi. Warung yang telah berdiri sejak 1985 ini awalnya bernama Bakmi Jawa Pak Yono. Kini, usaha tersebut diteruskan oleh generasi kedua, yakni Pak Udin dan beralih nama menjadi Bakmi Jawa Pak Udin. “Awalnya bapak saya yang buka warung ini tahun 1985, lalu sekarang saya yang meneruskan,” ujar Pak Udin. Resep turun-temurun yang tetap dipertahankan inilah yang membuat cita rasanya tetap konsisten dan digemari hingga sekarang.

Proses memasak di warung ini masih dilakukan secara tradisional menggunakan tungku arang. Setiap porsi dimasak satu per satu sehingga bumbunya meresap lebih sempurna. “Masaknya juga ini satu-satu biar bumbunya pas,” ujarnya. Bahan yang digunakan terdiri dari mi pipih, kol cincang halus, dan racikan bumbu rempah turun-temurun. Selain bakmi goreng dan bakmi godok, warung ini juga menyediakan menu lain seperti nasi goreng. Namun, bakmi goreng tetap menjadi andalan yang paling banyak diminati pelanggan.

“Rasanya tetap sama, enak dan mantap,” ujar Tri, salah satu pelanggan tetap Bakmi Jawa Pak Udin.
Kenikmatan bakmi Jawa ini semakin lengkap jika dikombinasikan dengan berbagai pilihan sate-satean yang ada, seperti sate telur puyuh, sate usus, dan sate ati ampela.
Satu porsi Bakmi Jawa Pak Udin dibanderol Rp13.000 per porsi. Warung kaki lima yang berlokasi di dekat Alun-Alun Banjarnegara ini buka mulai pukul 15.30 hingga tengah malam. Meski hanya bisa menampung belasan orang untuk makan di tempat, Bakmi Jawa Pak Udin selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Banjarnegara.
Editor: Ainun Nasywa Sakhi