
Purwokerto – Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melalui bidang kemuslimahan menyelenggarakan seminar bertema “Muslimah Smart: Balance Between Faith and Modern Life”. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para muslimah agar mampu menjaga jati diri keislaman tanpa menghambat pengembangan diri di tengah tantangan kehidupan modern. Seminar ini diketuai oleh Yunita, mahasiswi Program Studi Keperawatan Internasional angkatan 2024.

(Sumber: Dokumentasi pribadi).
Tujuan utama kegiatan ini adalah mendorong mahasiswi muslimah untuk mengembangkan potensi tanpa harus merasa ragu atau terbatasi oleh identitas kemuslimahannya. Seminar ini diharapkan dapat menghilangkan stigma bahwa berhijab menjadi penghalang bagi muslimah untuk tampil percaya diri dan aktif di berbagai bidang.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Lembaga Dakwah Fakultas (LDF), sponsor, serta media partner dari beberapa universitas seperti Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Persiapan telah dilakukan sejak Maret, dimulai dari rekrutmen panitia hingga pencarian sponsor.
Konsep seminar dikemas secara interaktif untuk membangun kedekatan antara peserta dan narasumber. Peserta diberikan kesempatan berfoto bersama pembicara, bertanya langsung, dan memanfaatkan tujuh slot pertanyaan yang disediakan. Hal ini menjadi keunggulan dibandingkan seminar pada umumnya yang cenderung satu arah.

Najwa Nur Awalia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nana menjadi daya tarik utama kegiatan ini. Hal tersebut karena ia merupakan peserta Clash of Champions (CoC) Season 1, juara I Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Universitas Gadjah Mada, juara II Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Nasional 2024, dan telah meraih 33 prestasi. Oleh sebab itu, banyak mahasiswi yang tertarik mengikuti seminar kemuslimahan ini.
Dalam sesi pematerian, ia menyampaikan materi seputar manajemen waktu dengan pendekatan praktis, seperti penggunaan Eisenhower Matrix untuk menentukan prioritas kegiatan, metode time blocking, serta pentingnya mengurangi distraksi untuk meningkatkan fokus dan disiplin.
Salah satu peserta mengaku tertarik mengikuti kegiatan ini untuk mendapatkan insight baru seputar kemuslimahan dari sosok pembicara yang inspiratif bagi generasi muda. “Materinya sangat bermanfaat, terutama untuk teman-teman muslimah. Saya jadi tahu bagaimana cara mengatur waktu antara akademik, ibadah, dan organisasi,” ungkapnya.
Panitia berharap seminar ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga mendorong peserta untuk menerapkan nilai-nilai yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Materi seperti penguatan identitas muslimah, manajemen waktu, dan keseimbangan antara iman dan aktivitas modern diharapkan dapat menjadi pedoman dalam kehidupan akademik maupun sosial.
Editor: Zahra Jerolin Hanifah