Benteng Pendem: Dari Pertahanan Belanda Menjadi Destinasi Wisata Bersejarah

Benteng Pendem Cilacap (Dokumentasi Pribadi)

CILACAP – Terkubur tanah selama puluhan tahun, Benteng Pendem Cilacap baru tersingkap kembali pada 1979. Kini, bangunan pertahanan Belanda abad ke-19 itu menjadi saksi bisu sejarah sekaligus tujuan wisata yang ramai didatangi pengunjung.

Benteng yang dibangun pada 1861 hingga 1879 ini awalnya difungsikan sebagai benteng pertahanan Belanda untuk menghadapi kemungkinan serangan negara lain. Namun, ketika Belanda meninggalkan Cilacap pada 1942, bangunan tersebut sengaja ditimbun agar keberadaannya tidak diketahui.

Menurut Dandit Sutrisno, karyawan sekaligus pemandu wisata Benteng Pendem,  Penggurukan itu dilakukan sebelum Belanda benar-benar meninggalkan Cilacap. “Benteng ini sengaja diuruk agar keberadaannya tidak diketahui. Baru pada 1979, saat Pertamina melakukan penggalian untuk perluasan kilang minyak, bangunan bersejarah ini ditemukan kembali,” ujarnya.

Nama asli benteng ini adalah Kustbatterij Op De Landtong Te Tjilatjap, yang berarti bangunan pertahanan menjorok ke laut menyerupai lidah. Lokasinya berada di kawasan Teluk Penyu, Cilacap. Kondisinya hingga kini masih kokoh, dengan bangunan asli yang terawat sesuai ketentuan Undang-Undang Cagar Budaya.

Pengunjung dapat menjelajahi berbagai ruang, mulai dari barak, klinik, penjara, terowongan, hingga ruang senjata. Namun, senjata yang dulunya tersimpan di benteng telah dipindahkan ke museum. Selain wisata sejarah, area yang luas juga sering dimanfaatkan untuk kegiatan outbound, acara instansi, hingga perayaan ulang tahun.

Benteng Pendem buka setiap hari mulai pukul 06.30 hingga 17.30 WIB dengan harga tiket masuk Rp 7,5 ribu per orang. “Perawatan dilakukan bersama Kodim dan Dinas Purbakala. Tantangan terbesar kami adalah kebersihan, terutama saat musim hujan ketika sampah terbawa arus Sungai Serayu hingga bermuara ke Teluk Penyu,” ujar Dandit.

Salah satu pengunjung, Rizqi Khoirunnisaa Afriani, mengaku terkesan dengan kunjungannya. “Pengalaman saya cukup menyenangkan, bisa berkeliling ke banyak ruangan bersejarah, melihat suasana benteng yang masih terjaga, sekaligus belajar tentang sejarah Cilacap dan masa penjajahan Belanda,” katanya. Ia menambahkan, suasana benteng yang luas dan asri membuatnya ingin kembali lagi.

Benteng Pendem juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar yang berjualan di area wisata tersebut. “Pesan saya sederhana, hargai dan hormati sejarah bangsa. Karena tanpa sejarah, kita belum tentu bisa merasakan keadaan sekarang,” tambah Dandit.

Benteng Pendem bukan sekadar destinasi wisata, melainkan pengingat bahwa sejarah adalah warisan yang wajib dijaga selamanya.

Editor: Rizki Wahyu Aulia Nisa

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *