De Damaran, Wisata Alam Berbasis Hutan Damar di Baturraden

Purwokerto—Destinasi wisata alam De Damaran di Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, hadir menawarkan pengalaman berkemah di tengah hutan damar yang asri. Kawasan wisata yang resmi dibuka sejak 22 Februari 2022 ini memanfaatkan lahan bekas sekolah alam yang sebelumnya terbengkalai.

“Karena kontraknya habis dan tidak diperpanjang, lahan ini kami kelola agar tidak terbengkalai. Hutan damar sudah menjadi daya tarik tersendiri, sehingga kami kembangkan menjadi destinasi wisata,” kata pengelola De Damaran, Tujianto, Minggu (21/09/2025).

Fasilitas utama De Damaran meliputi area camping ground, camper van, playground, serta wahana ATV (All-Terrain Vehicle). Pengelola juga menyediakan dua venue kegiatan dengan kapasitas 150–200 orang untuk acara keluarga maupun komunitas. Bagi pengunjung yang tidak ingin menggunakan tenda, tersedia cottage atau glamping dengan tarif Rp 500 ribu per malam.

Wahana playground di De Damaran. (Dok. Pribadi)

Harga tiket masuk ditetapkan Rp 10–15 ribu per orang, sedangkan tiket camping sebesar Rp 20 ribu ditambah biaya sewa tenda dan fasilitas mulai Rp 50 ribu. De Damaran juga memiliki area parkir luas yang mampu menampung hingga 200 mobil, 100 motor, dan puluhan camper van.

Destinasi wisata ini tidak hanya menawarkan suasana camping di bawah rimbunnya pohon damar. Namun, pengunjung juga bisa melihat sapi-sapi dari peternakan yang terletak persis di depan De Damaran. Saat malam hari, pengunjung dapat melihat pemandangan citylight sambil menikmati dagangan penjual kaki lima atau kafe di sekitar De Damaran.

Salah satu pengunjung, Pipin Sumaningsih, mengaku terkesan dengan pengalaman berkemah di De Damaran. “Seru banget. Dua kali nge-camp di sini. Suasana hutan yang asri, ada toilet duduk yang bersih. Suasananya dapat banget, berasa di gunung,” tulisnya dalam ulasan di Google Maps De damaran.

Sebagian besar pengunjung berasal dari Purwokerto dan Cilacap. Puncak kunjungan biasanya terjadi pada musim libur lebaran, tahun baru, serta akhir pekan. “Kalau musim hujan tetap ada yang camping, bahkan ada yang justru senang dengan suasana hujan,” ujar Tujianto.

Selain menjadi destinasi wisata, De Damaran juga memberikan kontribusi pada desa melalui retribusi, pengelolaan sampah, serta partisipasi dalam kegiatan desa. Pengelola wisata melibatkan warga lokal sebagai karyawan. Investor yang menanamkan modal pun dari warga desa sekitar.

Dengan konsep alami dan keterlibatan warga lokal, De Damaran pelan-pelan tumbuh menjadi destinasi yang tidak sekadar tempat wisata, tapi juga membantu meningkatkan pendapatan desa.

Editor: Shafaa Veda Artes Tiarni

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *