Menara Pandang Teratai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Purwokerto- Menara Pandang Teratai hadir sebagai destinasi wisata ikonik yang mempercantik wajah Kota Purwokerto. Menara setinggi 114 meter yang berdiri megah di kawasan Bung Karno ini dibangun pada tahun 2021—2022 atas gagasan Bupati Banyumas kala itu, Achmad Husein. Pembangunan menara ditujukan untuk menghadirkan pusat kota baru yang memadukan wisata dan perkantoran.
Menara Pandang Teratai resmi dibuka untuk umum pada 29 April 2023 dan diresmikan secara simbolis oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, pada 24 September 2023. Kehadirannya pun langsung mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
Desain bunga teratai yang menjadi ciri khas menara ini dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pemilihan bentuk teratai bukan tanpa alasan. Awalnya, menara ini direncanakan berbentuk kubah dan dinamakan “Menara Gada Rujakpolo”. Namun, desain akhir kemudian berubah menjadi bunga teratai atas masukan dari beberapa tokoh lokal, seperti sastrawan Ahmad Tohari, akademisi Universitas Jenderal Soedirman, dan budayawan Banyumas. “Alasan bungai teratai dipilih menjadi desain menara karena letaknya berhadapan dengan Masjid Seribu Bulan. Teratai melambangkan adanya kesetaraan dan kebersamaan dalam berbagai keyakinan maupun agama yang dipersatukan,” jelas Dimas, pengelola wisata.
Daya tarik utama Menara Pandang Teratai terletak pada panorama Kota Purwokerto yang dapat dinikmati dari ketinggian. Lantai empat dan lima menjadi spot favorit wisatawan, terutama pada malam hari saat lampu hias menghadirkan suasana estetik. “Fasilitas utama yang ditawarkan tentu saja spot view dari ketinggian. Dari sini, pengunjung bisa melihat Kota Purwokerto dari sudut pandang yang berbeda,” ujar Dimas.
Tak hanya itu, lantai pertama menara juga dilengkapi kafe dan kursi pijat, sementara lantai kedua disewakan untuk perkantoran. Area parkir yang luas, ketersediaan kamar mandi di dalam maupun di luar menara, serta akses khusus untuk penyandang disabilitas juga tersedia demi kenyamanan pengunjung.

Menurut Dimas, rata-rata jumlah pengunjung mencapai sekitar 150 orang per hari. “Paling ramai saat Lebaran, pernah mencapai 4.000 pengunjung dalam satu hari,” ungkapnya. Kehadiran menara juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. “Menara ini sudah menjadi icon Kota Purwokerto. Selain menjadi destinasi wisata, keberadaannya turut mendongkrak pendapatan UMKM yang berjualan di sekitar kawasan Bung Karno,” tambahnya.
Salah satu pengunjung, Adelia, mengaku terkesan dengan suasana malam di menara. “Pemandangannya sangat indah, lampu hiasnya juga cantik, dan suasananya terasa romantis. Sangat cocok untuk berfoto,” ujarnya. Hal senada disampaikan Marsya, wisatawan asal Jakarta. “Baru kali ini saya tahu Purwokerto memiliki menara setinggi ini. Rasanya sangat berbeda jika melihat kota dari atas menara, tiketnya juga terjangkau,” katanya.
Untuk menikmati fasilitas menara, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp 20 ribu pada hari biasa dan Rp 25 ribu pada akhir pekan. Menara buka setiap hari pukul 09.00—22.00 WIB. Dari sisi keamanan, pengelola memastikan seluruh area sudah dilengkapi dengan kaca tebal dua lapis serta akrilik di lantai lima. Selain itu, setiap tiket masuk sudah termasuk asuransi bagi pengunjung.
Dalam rencana mendatang, pengelola akan mengembangkan kawasan agar lebih ramah keluarga. “Kami berencana menambah lebih banyak ruang publik dengan fasilitas olahraga, seperti lapangan basket dan futsal,” ungkap Dimas. Menara juga akan rutin menghadirkan berbagai acara, mulai dari konser musik hingga kegiatan lari, serta manggandeng tour guide untuk promosi.
Dengan filososfi yang penuh makna, fasilitas lengkap, serta panorama indah yang ditawarkan, Menara Pandang Teratai bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga menjadi icon Kota Purwokerto. Kehadirannya menjulang megah di jantung kota, menjadi penanda kemajuan sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Banyumas.
Editor: Siti Nurhalimah