Kebumen – Pantai Karang Agung yang berlokasi di Argopeni, Ayah, Kebumen, dikenal dengan keunikan batu besar yang berdiri megah di tengah laut, menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan. Sejak mulai dikelola pada 2020, pantai ini sempat ditutup karena pandemi dan akhirnya kembali dibuka pada 2023 dengan fasilitas dasar yang memadai seperti area parkir, toilet, musala, hingga lokasi berkemah.
Untuk mencapainya, kendaraan hanya bisa sampai area parkir di jalur perbukitan hijau yang rindang. Dari titik ini, pengunjung perlu berjalan kaki sekitar 20 menit menuju pantai. Meski cukup melelahkan, rasa penat akan terbayar ketika hamparan laut biru dan panorama batu raksasa mulai terlihat dari kejauhan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Harga tiket masuk pun terbilang ramah di kantong, yaitu Rp 10 ribu per motor. Tidak heran meski aksesnya masih terbatas, pantai ini perlahan menjadi tujuan favorit bagi pecinta wisata alam yang ingin merasakan suasana tenang jauh dari keramaian. Karena jalur menuju pantai cukup menantang dan warung makan belum tersedia, wisatawan disarankan mengenakan alas kaki nyaman, serta membawa perbekalan pribadi bila berkunjung.
Salah satu wisatawan, Dwi, membagikan pengalamannya. “Pantainya sejuk, indah, dan bersih. Sayangnya, akses jalan untuk motor masih kurang baik dan masih berupa tanah, sehingga sangat berbahaya jika musim hujan,” ujarnya. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa meski indah, Pantai Karang Agung tetap menuntut persiapan ekstra sebelum berkunjung.
Menurut Sungedi, juru parkir di Pantai Karang Agung, “Paling ramai itu sore karena banyak yang ingin melihat matahari terbenam. Akses jalan juga sedang diperlebar agar kendaraan lebih mudah melintas.” Upaya tersebut diharapkan dapat mempermudah pengunjung yang datang, terutama saat musim liburan.
Dengan keindahan alam yang masih terjaga, Pantai Karang Agung menawarkan pengalaman berbeda yang sulit ditemukan di tempat lain. Panorama laut biru, suasana tenang, serta ikon batu raksasa yang menjulang, menjadikannya surga tersembunyi di pesisir laut selatan yang patut dijelajahi dan dinantikan perkembangannya di masa mendatang.
Editor: Raditya Pratisara