Kebumen – Wadas Malang, sebuah destinasi wisata alam di Desa Semali, Sempor, Kebumen, kini menjadi magnet baru bagi wisatawan. Tempat ini menjadi bukti nyata kolaborasi apik antara Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan dan masyarakat setempat. Warga berperan besar dalam mengelola kawasan tersebut, mulai dari membuka warung makanan, menyediakan wahana permainan, hingga menjaga kebersihan lingkungan. Dibuka secara resmi pada 11 September 2020, Wadas Malang telah mengubah kawasan hutan pinus milik Perhutani menjadi tempat rekreasi yang ramai dikunjungi.
Daya tarik utama Wadas Malang adalah keasrian alamnya yang memukau. Pengunjung akan disambut hamparan pohon pinus yang menjulang tinggi, menciptakan lanskap hutan yang teduh dan asri. Suara gemericik aliran air yang jernih dari sungai dan kicauan burung memberikan suasana damai yang sulit ditemukan di perkotaan. Di tengah hutan, terdapat bendungan air yang menambah pesona tersendiri, mengajak pengunjung untuk bermain air dan menikmati kesegaran alam. “Sejuknya hutan pinus dan gemericik air bendungan membuat suasana Wadas Malang semakin syahdu,” ujar salah satu pengunjung.



Sumber: Dokumentasi Pribadi
Untuk kenyamanan pengunjung, pengelola telah melengkapi Wadas Malang dengan beragam fasilitas. Ada area bermain khusus untuk anak-anak, toilet, musala, gazebo, hingga kolam renang dan wahana outbound juga tersedia untuk menjamin kenyamanan pengunjung dari segala usia. “Tempatnya nyaman, udaranya segar, anak-anak juga betah main di sini. Apalagi tiketnya murah banget, pas buat datang bersama keluarga,” ujar Vina, salah satu pengunjung yang datang bersama keluarganya.
Untuk dapat menikmati semua keindahan ini, tiket masuk Wadas Malang sangat terjangkau, hanya Rp5 ribu per orang, sedangkan anak-anak usia sekitar enam tahun ke bawah gratis. Tempat wisata ini beroperasi dari pukul 07.00–17.00 WIB, memberi kesempatan pengunjung menikmati keindahan alam di setiap pergantian suasana hari.
Wadas Malang bukan hanya menawarkan keindahan, tetapi juga dampak ekonomi positif bagi warga sekitar. Keberadaan tempat wisata ini membuka peluang usaha bagi masyarakat, seperti warung makanan dan minuman. Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Ngudi Makmur, Yudha, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Perhutani. “Mudah-mudahan Wadas Malang bisa menjadi alternatif tujuan wisata, antusiasme masyarakat untuk berkunjung meningkat sehingga nantinya dapat mendongkrak penghasilan masyarakat sekitar dan Perhutani,” kata Yudha.
Wadas Malang telah membuktikan bahwa keindahan alam yang terjaga, dipadukan dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat, mampu menciptakan sebuah ruang yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang.
Editor: Risma Tri Nurhana