Kenali dan Cegah Virus Rabies Pada Hewan Peliharaan

Drh. Januar Dewi Susanti atau yang akrab disapa Dewi merupakan satker(satuan kerja) pelayanan kesehatan hewan Bobotsari. Drh. Dewi menjelaskan bahwa rabies adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus dalam genus Lyssavirus dari famili Rhabdoviridae. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat otak mamalia, seperti kelelawar, musang, rakun, anjing, dan kucing. Menurut Dijen PKH penyakit rabies termasuk dalam PHMS (Penyakit hewan menular strategis). Penyakit rabies memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, bahkan mortalitasnya mencapai seratus persen.

Virus rabies memiliki masa inkubasi yang berbeda-beda tergantung korban yang diinanginya. Dewi menjelaskan masa inkubasi merupakan waktu saat virus memasuki tubuh korban hingga korban mengalami beberapa tanda klinis. Pada hewan mamalia seperti anjing dan kucing, masa inkubasi berlangsung selama 10-14 hari, sedangkan manusia dapat berlangsung 2 minggu hingga 2 tahun setelah tertular virus rabies.

Dewi menyebutkan ada dua tipe gejala rabies yang dapat dialami oleh hewan yang terinfeksi virus, yaitu tipe tenang dan tipe agresif. Pada tipe tenang, hewan yang terinfeksi tampak lesu, bersembunyi di tempat gelap, tidak mau disentuh, nafsu makan menurun, dan bisa mati secara mendadak. Sedangkan tipe agresif, hewan menjadi lebih tempramen, menyerang pemiliknya tanpa alasan, mengeluarkan air liur berlebih, dan ekor melengkung ke bawah.

Sebagai dokter hewan, Dewi berpendapat bahwa gejala tipe tenang sulit untuk didagnosis sebagai kasus rabies, kecuali telah melalui uji lab. Rata-rata hewan yang terinfeksi virus rabies tidak dapat bertahan hidup lebih dari 2 minggu setelah tertular virus. Apalagi saat ini belum ada obat yang pasti untuk menyembuhkan penyakit rabies.

Dewi menyatakan, hanya ada satu langkah efektif agar hewan peliharaan terbebas dari rabies yaitu dengan vaksin rabies. Anabul dapat divaksin rabies saat berusia 12-16 minggu. Vaksin rabies juga perlu diulang setiap 1-3 tahun sekali dengan catatan anabul dalam kondisi sehat, nafsu makan baik, dan bebas dari cacingan.

Editor: Iin Insyiroh

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *