Banyumas – Di tengah tantangan perubahan iklim dan fluktuasi harga hasil panen. Sunarti, seorang petani sekaligus penyuluh aktif di Kantor Penyuluhan dan Pertanian Banyumas, hadir membawa semangat baru dalam dunia pertanian hijau. Cinta Sunarti terhadap pertanian tumbuh sejak kecil karena berasal dari keluarga petani. “Karena terbiasa sejak kecil, lama-lama tumbuh rasa suka terhadap lingkungan dan tanaman,” ujarnya saat diwawancarai.
Menurut Sunarti, tantangan utama petani saat ini adalah ketidakstabilan harga komoditas, perubahan cuaca ekstrem, serta serangan hama. Kondisi tersebut sering membuat petani mengalami kerugian besar. Meski demikian, ia kagum pada keteguhan para petani sejati. “Petani itu pahlawan pangan. Meski rugi, mereka tidak kapok menanam kembali,” ungkapnya dengan nada optimis.
Sebagai penyuluh, Sunarti aktif mengedukasi petani untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan dengan penggunaan pupuk organik dan agen hayati. Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak negatif pupuk kimia. “Kami berusaha menekan biaya sekaligus menjaga kesehatan tanah dan keluarga,” jelasnya.
Selain fokus pada praktik bertani yang berkelanjutan, Sunarti juga mendorong generasi muda agar berani mengambil peran dalam dunia pertanian. Ia menekankan bahwa pertanian kini bukan pekerjaan kuno, melainkan bidang yang penuh peluang. “Anak muda harus berani terjun ke pertanian. Jangan hanya bisa menanam, tapi juga pahami ilmu pasar dan waktu tanam agar hasilnya menguntungkan,” pesannya.
Dengan pengalaman, kepedulian, dan dedikasinya, Sunarti membuktikan bahwa pertanian hijau adalah jalan menuju masa depan pangan yang berkelanjutan. Perjuangannya menjadi bukti bahwa mencintai tanah berarti menjaga kehidupan dan menanam harapan bagi generasi mendatang.
Editor: Bunga Oktarina Rahadatul Aisy
