Ahli Gizi Ungkap Pola Makan Ideal bagi Generasi Muda di Era Serba Cepat

Nadiatul Husniyah Sholhan, S.Gz(Dokumentasi Pribadi)

Purwokerto—Di tengah gaya hidup yang serba cepat dan instan, generasi muda khususnya remaja dan mahasiswa menghadapi tantangan besar dalam menjaga pola makan yang sehat dan bergizi. Fenomena ini menjadi sorotan serius karena pola makan yang tidak seimbang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan dan kualitas hidup.

Ahli gizi, Nadiatul, menjelaskan bahwa meskipun bayi dan balita merupakan kelompok paling rentan terhadap masalah gizi, remaja dan mahasiswa juga termasuk kelompok yang perlu mendapat perhatian khusus. “Remaja mulai terpapar media sosial, tren diet, serta tekanan terhadap bentuk tubuh. Jika tidak dibarengi dengan pemahaman gizi yang baik, hal ini bisa memicu kekurangan energi kronik, anemia, hingga defisiensi mikronutrien,” jelasnya.

Menurut Nadiatul, remaja putri menjadi kelompok yang paling perlu diperhatikan karena status gizi mereka kelak akan berpengaruh terhadap generasi berikutnya. Namun, remaja laki-laki pun tidak kalah penting karena berada pada fase perkembangan otot dan tulang yang membutuhkan asupan gizi seimbang.

Lebih lanjut, Nadiatul mengungkapkan sejumlah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh generasi muda dalam memilih makanan sehari-hari. Di antaranya adalah terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, seperti ayam goreng, boba, sosis, dan bakso, yang tinggi lemak jenuh, gula, dan natrium, tetapi rendah serat serta mikronutrien.

Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah melewatkan sarapan, kurang konsumsi sayur dan buah, serta terlalu sering mengonsumsi minuman manis dan berkafein. “Padahal sarapan sangat penting untuk menjaga energi dan konsentrasi. Idealnya, sarapan mengandung karbohidrat, protein, serta sayuran atau buah-buahan agar lebih seimbang,” ujarnya.

Remaja merupakan fase krusial dalam pertumbuhan fisik dan emosional. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memperhatikan kecukupan gizi sejak dini. Selain mendukung aktivitas harian, gizi yang seimbang juga berperan dalam mencegah risiko penyakit kronis di masa depan.

“Pola makan sehat bukan tentang diet ketat, tetapi tentang konsistensi dan kesadaran dalam memilih makanan bergizi dan sesuai kebutuhan tubuh,” tegas Nadiatul.

Meski banyak remaja dan mahasiswa memiliki kesibukan yang padat, Nadiatul menyarankan agar mereka tetap berupaya menyiapkan makanan sendiri. Jika waktu terbatas, teknik meal preparation bisa menjadi solusi praktis. Dengan menyiapkan bahan makanan dalam jumlah besar untuk beberapa hari, waktu memasak pun bisa lebih efisien.

Bagi yang tetap memilih membeli makanan di luar, Nadiatul menyarankan untuk memilih makanan yang mengandung unsur karbohidrat, protein, sayuran, dan lemak sehat. Selain itu, membaca label gizi pada kemasan juga penting agar lebih cermat dalam memilih makanan.

Ia juga merekomendasikan pedoman “Isi Piringku” sebagai acuan praktis dalam menyusun menu harian. “Setengah piring sebaiknya diisi sayur dan buah, sepertiga untuk makanan pokok, dan sepertiga lagi untuk lauk berprotein,” jelasnya.

Dengan kesadaran dan langkah kecil yang konsisten, generasi muda dapat tetap menjaga kesehatan gizi mereka meskipun berada dalam tekanan gaya hidup yang serba cepat.

Editor: Velen Candra Nadia

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *