Mugo Sumedi, Melukis karena Panggilan Jiwa: Dari Hobi Menjadi Profesi

Purwokerto – Tidak semua orang berani meninggalkan pekerjaan tetap demi mengejar impian. Namun hal itu justru menjadi pilihan hidup bagi Pak Mugo, seorang pelukis realis yang kini dikenal sebagai seniman yang menerima berbagai pesanan lukisan mulai dari potret wajah hingga karikatur.

Pak Mugo bukan sekadar melukis untuk mencari nafkah. Ia mengaku bahwa melukis adalah panggilan jiwanya. “Awalnya hobi, tapi saya tekuni sampai menjadi profesi. Saya sampai meninggalkan pekerjaan lama demi bisa fokus melukis,” ujarnya.

Darah seni ternyata telah mengalir sejak lama dalam keluarganya. Orang tuanya tokoh pemain kethoprak, seni pertunjukan tradisional Jawa. Hal ini semakin memperkuat keyakinannya bahwa dunia seni memang telah menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil.

Dalam berkarya, ia mengidolakan Basuki Abdullah, maestro seni lukis Indonesia yang dikenal dengan gaya realisnya. “Aliran saya realis, dan Basuki Abdullah seperti kiblat saya dalam melukis,” katanya. Meski demikian, ia juga sesekali membuat lukisan abstrak, menyesuaikan dengan suasana hati dan permintaan pasar.

Untuk karya bergaya realis, ia selalu memulai dengan membuat sketsa terlebih dahulu. Namun ketika ia membuat lukisan abstrak, proses kreatifnya lebih spontan. “Kalau realis harus disesuaikan dengan objek aslinya, jadi butuh sketsa. Tapi kalau abstrak bisa mengalir begitu saja,” jelasnya.

Terdapat beberapa teknik yang Ia gunakan. Ia tidak terpaku pada teknik khusus, tetapi lebih pada ketepatan meniru objek. Dalam prosesnya, ia menggunakan alat-alat melukis umum seperti palet, pisau palet, spons, dan kuas berbagai ukuran. Namun yang menarik, ia juga bereksperimen dengan media tak biasa seperti tanah merah dari gunung sebagai bahan lukis. “Melukis itu tidak terbatas. Bisa pakai apa saja, yang penting bisa menyampaikan ekspresi,” tambahnya.

Kini, karya-karyanya tidak hanya dinikmati sebagai ekspresi pribadi, tetapi juga menjadi jasa yang diminati masyarakat. Ia sering menerima pesanan lukisan dari berbagai kalangan dan tetap menjaga kualitas serta ciri khas realis yang menjadi identitasnya.

Baginya, melukis adalah jalan hidup. Sebuah bentuk pengabdian pada seni yang tak hanya menghasilkan karya, tetapi juga menghidupkan jiwa.

Editor: Rahma Novia Safitri

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *