Strategi Mengajar BIPA untuk Memperkenalkan Bahasa Indonesia hingga ke Mancanegara

Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum. sebagai narasumber (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Purwokerto- Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman menggelar kuliah pakar bertajuk “Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing” di Aula Bambang Lelono. Kegiatan ini menghadirkan Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum., dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai narasumber, dan wajib dihadiri oleh mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Menyinggung peran penting BIPA, Ari mengatakan, “BIPA is a window, door, or gate to international exposure.” Menurutnya, kemampuan mengajar BIPA dapat membuka peluang bagi pengajar untuk mengajar di kampus luar negeri sekaligus ikut berperan dalam memperkenalkan bahasa Indonesia ke mancanegara.

Dalam materi yang disampaikan, Ari menekankan pentingnya memahami negera Indonesia secara menyeluruh, termasuk berbagai bahasa daerah dan budayanya. “Jika kita mengetahui bahasa di seluruh pulau Indonesia, kita bisa memperkenalkan bahasa Jawa, Sunda, dan lainnya kepada penutur asing, tidak hanya bahasa Indonesia yang dasar saja,” jelasnya.

Fakta menarik yang dipaparkan Ari mengenai bahasa Indonesia, yaitu memiliki penutur terbesar keempat di dunia, pernah menjadi bahasa ketiga yang paling banyak digunakan di WordPress, berstatus sebagai bahasa resmi sidang UNESCO, dan dipelajari di lebih dari 57 negara melalui program BIPA. Selain itu, bahasa Indonesia juga diajarkan di lebih dari 300 lembaga pendidikan di luar negeri.

Ari menekankan BIPA sebagai bentuk diplomasi lunak atau soft diplomacy. “BIPA adalah bagian dari fenomena perkembangan Indonesia di mata dunia. Melalui bahasa dan budaya, kita menunjukkan posisi strategis Indonesia secara global,” tambahnya.

Kuliah pakar ini juga membahas prinsip dan strategi pengajaran BIPA. Beberapa prinsip yang ditekankan, yaitu bahasa adalah seperangkat kebiasaan, bahasa harus diajarkan sebagai praktik, bukan sekadar teori, serta karakteristik bahasa berbeda antara satu dengan lainnya. Pengajar BIPA dianjurkan menguasai bahasa Indonesia dengan baik, berbicara jelas, kreatif dalam membuat media pembelajaran, serta mampu melibatkan siswa secara aktif.

Ari menjelaskan aspek penting dalam pembelajaran BIPA meliputi pemahaman karakteristik pembelajar, strategi pembelajaran, media dan bahan ajar, serta kurikulum dan silabus yang sesuai. “Seorang pengajar BIPA harus mampu menyesuaikan kecepatan bicara dengan level pembelajarnya, memberikan waktu praktik lebih banyak, dan selalu mendorong pembelajar menggunakan bahasa Indonesia secara mandiri baik di dalam maupun luar kelas,” paparnya.

Dalam praktik mengajar, media pembelajaran sangat dianjurkan, seperti visual, audio, audiovisual, benda nyata, serta fasilitas kelas yang lengkap seperti peta, kalender, jam dinding, radio, TV, majalah, dan LCD. “Kreativitas pengajar dalam membuat media dan teknik mengajar yang variatif sangat menentukan efektivitas pembelajaran BIPA,” tambah Ari.

Kuliah pakar ditutup dengan sesi tanya jawab yang memberi mahasiswa kesempatan untuk memahami lebih dalam mengenai strategi pengajaran BIPA sehingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan, tetapi juga dibekali kesiapan menjadi pengajar BIPA yang siap memperkenalkan kekayaan bahasa serta budaya bangsa Indonesia hingga ke mancanegara.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *