Purwokerto — Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jenderal Soedirman menggelar Kuliah Pakar bertema “Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)” pada Jumat, 24 Oktober 2025, di Aula Bambang Lelono FIB Unsoed.
Kegiatan ini menghadirkan Dr. Ari Kusmiatun, M.Hum. dari Universitas Negeri Yogyakarta, seorang dosen dan peneliti profesional di bidang BIPA yang juga pernah mengajar di Yale University, Amerika Serikat, serta penerima Satyalancana dari Presiden RI.
Dengan tema “Menjemput Peluang Go Internasional”, Dr. Ari membagikan pengalaman mengajarnya di Cina, Korea, dan Thailand, serta menjelaskan bahwa BIPA merupakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dirancang secara sadar dan terarah bagi penutur asing (Suyitno, 2005). Ia menegaskan bahwa pembelajaran BIPA tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga mengenalkan budaya, kebiasaan, dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Beliau juga menyampaikan bahwa Bahasa Indonesia kini menjadi bahasa terbesar ke-4 di dunia, digunakan di lebih dari 57 negara, dan diajarkan di lebih dari 300 lembaga pendidikan luar negeri, dengan Australia sebagai negara dengan lembaga BIPA terbanyak.
Menurut Dr. Ari, pengajar BIPA harus kreatif, teliti, dan menguasai budaya Indonesia, serta mampu mengajar dengan cara yang menarik, baik di dalam maupun luar kelas. Pembelajaran yang kontekstual melalui media budaya, permainan, dan kegiatan praktik langsung dinilai mampu meningkatkan kemampuan berbahasa peserta.
Melalui kuliah pakar ini, para mahasiswa diajak untuk melihat peluang menjadi pengajar BIPA di kancah internasional serta berperan sebagai duta bahasa dan budaya Indonesia di dunia.
