Bahasa Indonesia Menembus Dunia: Strategi dan Peluang Mengajar BIPA dalam Kuliah Pakar PBSI Unsoed

Purwokerto, 24 Oktober 2025—Aula Bambang Lelono Universitas Jenderal Soedirman dipenuhi semangat mahasiswa dari tiga angkatan, 2022 hingga 2024. Mereka duduk antusias menantikan kuliah pakar bertajuk “Pembelajaran BIPA: Peluang dan Strategi Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, dengan menghadirkan narasumber berpengalaman, Dr.Ari Kusmiatun, M.Hum.,dosen Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menggeluti BIPA sejak tahun 1997.

Memulai materinya, Dr. Ari Kusmiatun mengajak mahasiwa memahami bahwa BIPA bukan sekadar pengajaran bahasa, melainkan juga bagian dari diplomasi budaya Indonesia. Pembelajaran BIPA merupakan proses sadar, terarah, dan terorganisasi untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing, sebagaimana didefinisikan oleh Suyitno (2005).

Kuliah Pakar

Dalam paparannya, Dr. Ari menyampaikan berbagai fakta menarik: bahasa Indonesia kini dipelajari di lebih dari 57 negara, diajarkan di lebih dari 300 lembaga pendidikan, dan memiliki lebih dari 270 juta penutur di seluruh dunia. Bahkan, bahasa Indonesia pernah menjadi bahasa ketiga paling banyak digunakan di platform WordPress dan kini berstatus sebagai bahasa resmi sidang UNESCO. Fakta-fakta ini menunjukan betapa strategisnya posisi Indonesia di mata dunia.

Dr. Ari juga menekankan pentingnya prinsip andragogi, yaitu cara mengajar orang dewasa yang menuntut kreativitas, empati, dan komunikasi dua arah. Dalam sesi lanjutan, narasumber menyoroti kompetensi profesional pengajar BIPA yang meliputi empat aspek: profesional, pegagogis, sosial, dan kepribadian. Ia juga menjelaskan pentingnya sertifikasi BIPA sesuai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) agar para pengajar diakui secara global.

Selain teori, mahasiswa juga diajak peran mereka sebagai duta bahasa”. Pengajar BIPA harus mampu berbicara dengan lafal yang benar, menggunakan bahasa Indonesia yang wajar dan komunikatif, serta memanfaatkan berbagai media mulai dari gambar, video, hingga realia atau benda nyata dari kehidupan sehari-hari di Indonesia.

Sebagai salah satu audiens, Calista, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2024, mengungkapkan kesan mendalamnya setelah mengikuti kuliah pakar ini. “Saya jadi lebih paham bahwa mengajar bahasa Indonesia untuk penutur asing itu bukan sekadar mengajarkan tata bahasa, tapi juga memperkenalkan budaya kita. Kegiatan ini membuka wawasan saya tentang peluang kerja di luar negeri sekaligus tanggung jawab untuk menjaga citra bahasa Indonesia,” ujarnya dengan penuh semangat.

Calista juga berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai dunia pengajaran bahasa yang semakin global. “Kuliah pakar ini membuat saya semakin termotivasi untuk belajar dan berlatih menjadi calon pengajar BIPA yang profesional,” tambahnya.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab. Wajah-wajah mahasiswa tampak bersemangat, menyadari bahwa profesi pengajar Bahasa Indonesia kini memiliki peluang yang luas hingga ke mancanegara.

Dengan terselenggaranya kuliah pakar ini, diharapkan mahasiswa PBSI Unsoed semakin siap menjadi generasi pengajar bahasa yang profesional dan berwawasan global, menjadikan bahasa Indonesia bukan hanya bahasa nasional, tetapi juga bahasa dunia.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *