
Purwokerto – Fenomena sosial masyarakat yang semakin gemar mencampuri urusan pribadi orang lain menjadi perhatian publik. Banyak pihak menilai rasa ingin tahu berlebihan ini dapat memicu konflik sosial, perundungan, hingga stres sosial. Sebuah buku berjudul “The Art of Stoicism” karya Adora Kinara direkomendasikan sebagai bahan bacaan untuk meredam kebiasaan negatif tersebut dan menumbuhkan sikap hidup yang lebih relevan dan bijak.
Maraknya penyebaran gosip, komentar berlebihan di media sosial, dan kebiasaan membandingkan kehidupan satu sama lain menjadi tren yang terus meningkat. Psikolog sosial menilai bahwa rasa ingin tahu terhadap hidup orang lain muncul karena kombinasi tekanan sosial, budaya kompetisi, dan mudahnya akses informasi melalui media digital.
Situasi tersebut semakin terlihat jelas melalui fenomena “stalking” aktivitas pribadi di media sosial, penilaian terhadap pilihan hidup orang lain, hingga penyebaran kabar tanpa verifikasi. Dampaknya bukan hanya merusak kenyamanan individu, tetapi juga dapat menurunkan kualitas hubungan sosial di masyarakat.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, berbagai ahli literasi menyarankan pendekatan perubahan pola pikir. Salah satu referensi yang mulai banyak mendapat perhatian adalah buku “The Art of Stoicism” karya Adora Kinara. Buku ini membahas cara menghadapi tekanan sosial melalui perspektif filosofi Stoik, yaitu seni mengendalikan emosi, hidup fokus pada diri sendiri, dan tidak larut pada hal-hal di luar kendali pribadi.
Dalam bukunya, Adora Kinara menyampaikan bahwa ketenangan hidup berawal dari kemampuan membatasi perhatian pada hal-hal yang memang menjadi urusan diri sendiri, bukan kehidupan orang lain. Pesan ini dianggap relevan dengan kondisi sosial saat ini, terutama ketika masyarakat mudah terpancing rasa ingin tahu berlebihan.
Pembaca yang telah menikmati buku tersebut mengaku bahwa “The Art of Stoicism” membantu mereka memahami pentingnya menjaga privasi orang lain serta tidak lagi menilai pilihan hidup seseorang berdasarkan standar pribadi.
Fenomena masyarakat yang terlalu ingin tahu terhadap kehidupan orang lain diprediksi masih akan terus berlangsung, terutama selama media sosial menjadi ruang konsumsi utama. Namun, rekomendasi literasi seperti “The Art of Stoicism” dinilai dapat menjadi sarana perubahan sikap sosial agar masyarakat lebih fokus pada pengembangan diri daripada mencampuri urusan pribadi orang lain.
Editor: Raditya Pratisara
