Upacara Ngaben di Bali, Wujud Penghormatan dan Pelepasan Jiwa dengan Penuh Makna

Upacara Ngaben di Bali (Dokumentasi: unesco.or.id)

Bali- Upacara Ngaben di Bali adalah tradisi sakral masyarakat Hindu untuk menghormati orang yang meninggal sekaligus mengantarkan jiwa ke alam berikutnya. Upacara kremasi ini bukan sekadar ritual kematian, tetapi juga perayaan spiritual yang menandai pelepasan roh dari tubuh fisik menuju alam pitra atau moksa, sekaligus pengembalian elemen tubuh ke alam.

Menurut unesco.or.id, Ngaben melambangkan penghormatan terakhir kepada kematian sekaligus keyakinan bahwa manusia terdiri dari lima unsur alam, yaitu tanah, udara, api, udara, dan ruang (Panca Maha Bhuta). Setiap tahapan upacara memiliki makna, misalnya iringan gamelan baleganjur menunjukkan doa dan semangat bersama untuk roh yang berangkat, sedangkan hiasan bade atau lembu menjadi kendaraan simbolik menuju alam spiritual.

Pelaksanaan Ngaben biasanya dilakukan secara terencana dan gotong royong. Keluarga almarhum bekerja sama dengan warga untuk menyiapkan perlengkapan, mulai dari sesajen, bade/lembu, pakaian adat, hingga jenazah. Apabila ada keluarga yang belum mampu melakukan kremasi sendiri, mereka dapat mengikuti Ngaben massal, yaitu beberapa jenazah dikremasi secara bersamaan. Tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya nilai kebersamaan dan solidaritas pada masyarakat Hindu Bali.

Menurut ceraken.baliprov.go.id, ritual Ngaben biasanya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Pemandian dan persiapan jenazah sebagai simbol penyucian fisik dan spiritual.
2. Pengusungan jenazah dalam bade/lembu menuju setra yang diiringi gamelan dan doa bersama.
3. Pembakaran jenazah, menandai pelepasan roh dari tubuh.
4. Penghanyutan abu ke laut atau sungai sebaagi simbol pengembalian unsur tubuh ke alam.

Selain memiliki makna spiritual, Ngaben juga mengajarkan nilai-nilai sosial dan budaya. Pelaksanaan upacara ini menjadi sarana bagi generasi muda untuk memahami nilai kekeluargaan, menjaga alam, serta memikirkan filosofi hidup dan mati yang ada dalam budaya Bali. Berdasarkan informasi dari bali-island.com, pemerintah dan lembaga budaya aktif mendokumentasikan serta memberikan edukasi agar tradisi ini tetap lestari di tengah modernisasi.

Meski pelaksanaannya cukup rumit dan membutuhkan biaya, Ngaben tetap menjadi simbol identitas budaya dan spiritual masyarakat Bali. Asap yang mengepul dari kremasi bukan hanya penanda berakhirnya kehidupan fisik, tetapi juga refleksi nilai kehormatan, keikhlasan, dan kesadaran tentang siklus alam. Tradisi ini menegaskan bahwa hidup dan mati adalah satu perjalanan roh yang penuh makna.

Editor: Tsabita Naila Shahwa

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *