Di tengah kesibukan kuliah dan berbagai aktivitas organisasi, banyak mahasiswa kini memilih untuk tetap produktif dengan menekuni dunia wirausaha. Bagi mereka, berbisnis bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan wujud kemandirian sekaligus gaya hidup baru yang memberi makna pada masa muda.
Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Pendidikan Medcom.id (2023), sebanyak 69,1% mahasiswa di Indonesia menyatakan minat untuk menjadi wirausahawan karena dorongan untuk mandiri secara finansial dan mengembangkan potensi diri. Temuan ini menunjukkan bahwa semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Namun, tren ini tidak lepas dari tantangan. Padatnya jadwal kuliah, kegiatan organisasi, dan tekanan akademik sering kali membuat mahasiswa kesulitan membagi waktu. “Banyak tantangannya. Aku ikut panitia dan punya banyak tugas, jadi susah bagi waktu buat jualan. Aku nerima reseller di sela-sela kesibukan, jadi harus bisa bikin skala prioritas,” ungkap Najmah, mahasiswa yang memiliki bisnis rumahan Mochiku Purbalingga.
Meski demikian, berwirausaha di usia muda memberikan banyak manfaat. Mahasiswa belajar bagaimana dapat mengasah keterampilan hingga mengatur prioritas. “Pengalaman ini bantu aku banget buat ngembangin keterampilan, memperluas relasi, dan ngasah skill. Jadi nanti pas masuk dunia kerja udah punya bekal yang berguna,” tambahnya dengan semangat.
Dunia usaha mengajarkan arti ketekunan dan tanggung jawab terhadap pilihan yang diambil. Meskipun berbisnis menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa, hal ini juga membuka peluang besar. Fenomena ini menunjukkan bahwa wirausaha kini bukan sekadar kegiatan sampingan, tetapi sudah menjadi gaya hidup baru yang membentuk karakter mahasiswa masa kini agar lebih tangguh dan produktif.
Editor: Rahsya Ayu Arshinta
