Jalan Gunung Muria Kian Padat, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Jadi Saksi Perubahan

Purwokerto – Setiap pagi, Jalan Gunung Muria seperti berubah menjadi arus panjang kendaraan yang tak pernah berhenti. Deru motor dan mobil saling bersahutan, suara klakson menjadi musik wajib sebelum matahari benar-benar tinggi. Dulu jalan ini lengang, kini menjadi salah satu titik paling macet di sekitar Universitas Jenderal Soedirman.

Penyebabnya sederhana namun tak bisa diabaikan: jumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) terus bertambah setiap tahun. Setiap pagi, ratusan mahasiswa berbondong menuju kampus, sebagian datang dari kos di sekitar, sebagian lagi menembus jalanan padat dari berbagai arah kota.

“Dulu saya cuma butuh lima menit ke kampus, sekarang bisa dua kali lipat,” ujar , Linda , sambil menuntun motornya pelan di tengah antrean kendaraan. Ia sudah hafal pola macet di depan gerbang utama, tapi tetap saja tak bisa menghindarinya.

Kepadatan ini bukan hanya membuat perjalanan lebih lama, tetapi juga mendorong perubahan di lingkungan kampus. Karena ruang kuliah di FIB tidak lagi cukup menampung jumlah mahasiswa yang terus meningkat, sebagian kelas terutama dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia kini dipindahkan ke gedung LPMPP dan Soemardjito.

“Awalnya kaget, karena kampusnya jadi terpisah-pisah,” kata Silmi, mahasiswa semester lima. “Tapi mau bagaimana lagi, ruang di FIB memang sudah tidak cukup.”

Pindahnya sebagian kelas ke lokasi lain membawa dinamika baru. Mahasiswa harus menyesuaikan jadwal, memikirkan waktu tempuh, bahkan memperhitungkan tempat parkir di dua area berbeda. Namun di balik itu semua, ada semangat yang tetap sama semangat untuk belajar, meski ruang dan jarak kini ikut menantang.

Sore hari, Jalan Gunung Muria kembali dipenuhi mahasiswa yang pulang. Suara mesin, tawa, dan percakapan bercampur di udara. Di antara padatnya lalu lintas, ada kisah kecil yang terus bergerak tentang kampus yang tumbuh, jalan yang sesak, dan mahasiswa yang berusaha tetap tiba tepat waktu.

Editor: Indriani Nurul Istiqomah

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *