Sumber: Dokumentasi Panitia NUDC dan KDMI
Purwokerto – Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Tim debat USU berhasil meraih juara dua pada Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025, yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bekerja sama dengan Universitas Jenderal Soedirman sebagai tuan rumah.
Tim USU terdiri dari dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, yaitu Sadrakh Waruwu dan Clarence Angel Siahaan, yang berhasil membawa pulang piala, medali, serta kebanggaan besar bagi almamater mereka. “Perasaan campur aduk, senang, bangga, dan bahagia. Karena di tahun pertama kuliah, kami sudah bisa berprestasi dan membawa nama baik universitas,” ujar Sadrakh.

Sumber: Dokumentasi Panitia NUDC dan KDMI
Perjalanan menuju panggung nasional tidaklah mudah. Persiapan mereka dimulai sejak 19 Agustus hingga 19 Oktober 2025, dimulai dari seleksi internal kampus hingga tahap nasional. Banyak tantangan yang mereka hadapi, salah satunya manajemen waktu. Namun, hal tersebut dapat teratasi melalui komitmen untuk berlatih secara konsisten dan melakukan evaluasi mandiri di sela waktu istirahat.
Juara dua bukan sekadar keberuntungan, melainkan hasil usaha dan strategi cerdas. Kedua mahasiswa baru ini menggunakan strategi latihan konsisten, evaluasi rutin, dan saling memahami agar beban terasa lebih ringan dan tantangan dapat dihadapi dengan baik. Dukungan dari orang-orang di sekitar, termasuk pelatih, senior, rekan UKM debat, keluarga, dan teman, sangat berpengaruh dalam memotivasi mereka untuk tampil maksimal.
Mereka dibimbing oleh tiga pelatih, yaitu Astri, Kris, dan Mona. Dua nama pertama merupakan pelatih debat profesional dengan pengalaman luas, sementara Mona adalah alumni USU sekaligus mantan delegasi NUDC 2024 yang pernah menembus babak Quarterfinal Open Break. “Kami sangat berterima kasih kepada pelatih yang tidak hanya memberikan materi dan strategi debat, tetapi juga motivasi yang membuat kami percaya diri menghadapi setiap babak,” tambah Clarence.

Sumber: Dokumentasi Panitia NUDC dan KDMI
Selama pelaksanaan KDMI di Universitas Jenderal Soedirman, tim USU mengaku mendapat sambutan hangat dari panitia dan peserta. Suasana kompetisi yang meriah, keramahan warga Purwokerto, serta kesempatan bertemu delegasi dari berbagai universitas meninggalkan kesan mendalam bagi mereka. Momen menyenangkan seperti bertukar pengalaman, bercanda, bercerita, serta perasaan takut dan gelisah menjadi pengalaman berharga yang tak terlupakan.
Saat paling berkesan bagi keduanya tentu saat nama mereka diumumkan sebagai finalis grand final. Setelah melewati serangkaian seleksi wilayah dan babak eliminasi, mereka akhirnya menembus tahap akhir dan membawa pulang medali. “Semua usaha dan doa terasa terbayar pada momen itu. Rasanya luar biasa bisa membawa medali untuk kampus kami,” ucap Clarence dengan bangga.

Sumber: Dokumentasi Panitia NUDC dan KDMI
Lebih dari sekadar lomba, KDMI memberikan pelajaran berharga bagi keduanya. Mereka belajar berpikir kritis, menganalisis kebijakan, memahami budaya, dan memperluas wawasan lintas budaya. Sebagai penutup wawancara, keduanya berpesan kepada mahasiswa agar tidak takut memulai dan terus berproses. “Banyak orang ingin berprestasi tapi takut gagal. Padahal setiap langkah membawa pelajaran. Nikmati prosesnya, terus berkembang, dan jangan mudah menyerah,” ujar mereka.Mereka berharap ajang debat seperti KDMI dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan budaya berpikir kritis dan berani berpendapat di kalangan mahasiswa. “Mahasiswa adalah harapan bangsa. Melalui debat, kami belajar menyampaikan gagasan dan berkontribusi untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” pungkas Clarence.
Editor: Anisa Ghina Fauziah
