
Purwokerto – Suasana tegang terasa di berbagai SMA dan SMK di Purwokerto awal
November ini. Ribuan siswa kelas XII tengah menjalani Tes Kemampuan Akademik (TKA),
ujian nasional baru yang kini menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan pelajar dan
pendidik.
TKA 2025 digelar serentak seluruh Indonesia sebagai upaya pemerintah memastikan
objektivitas penilaian akhir siswa. Di Purwokerto dan sekitarnya, pelaksanaan ujian
berlangsung sejak awal bulan ini. Salah satu SMA negeri di Purwokerto memulai TKA lebih
awal, pada 3–4 November 2025. Ujian berlangsung di ruang-ruang kelas yang disulap
menjadi pusat pengawasan ketat, lengkap dengan pengawasan digital untuk menjaga
kejujuran peserta.
Tes ini mengukur kemampuan literasi membaca, numerasi, dan penalaran — bukan sekadar
hafalan seperti ujian sebelumnya. Meski tujuannya baik, banyak siswa mengaku terkejut
dengan sistem baru ini. Beberapa sekolah pun berupaya menenangkan siswa dengan sesi
bimbingan tambahan dan simulasi ujian.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti menegaskan bahwa TKA tidak bersifat wajib,
namun nilai individualnya sangat penting sebagai indikator Seleksi Nasional Berdasarkan
Prestasi (SNBP) 2026 — jalur masuk perguruan tinggi tanpa tes mandiri. “Ini bukan penentu
kelulusan, tapi peluang ke jenjang atas,” ujarnya saat ditemui di kantornya. Jakarta Pusat pada Maret lalu.
Meski menuai pro dan kontra, pelaksanaan TKA di Purwokerto sejauh ini berjalan lancar.
Pihak sekolah berharap sistem ini menjadi tolak ukur yang lebih adil untuk menilai
kemampuan akademik siswa. Namun bagi para pelajar, TKA tetap menjadi tantangan baru
yang menuntut kesiapan mental dan cara belajar yang berbeda
