Prabowo Dorong Penguatan Pendidikan Vokasi dan Sekolah Terintegrasi untuk Melawan Kemiskinan

Dokumen (Sumber: Akun Instagram @kemenkopmri)

Purwokerto –Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya sektor pendidikan sebagai kunci utama dalam memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia. Dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 5 November 2025, Kepala Negara menginstruksikan penguatan pendidikan vokasional serta pengembangan model sekolah terintegrasi di seluruh kecamatan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menjelaskan bahwa penguatan pendidikan vokasional akan menjadi prioritas utama pemerintah. Langkah ini diambil agar lulusan pendidikan nasional memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri.

“Pendidikan vokasional akan menjadi prioritas utama di sektor ini. Jadi bagaimana kita memadukan antara sisi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Pratikno kepada awak media setelah rapat terbatas.

Selain kemampuan teknis, Presiden Prabowo juga meminta agar dunia pendidikan menanamkan kemampuan bahasa asing dan pemahaman lintas budaya. Hal ini, menurut Pratikno, menjadi bagian penting dalam membangun daya saing global tenaga kerja Indonesia.

“Ini mempersiapkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri di berbagai sektor, sekaligus mendukung tenaga kerja migran agar lebih siap secara kompetensi dan karakter,” tambahnya.

Selanjutnya, Presiden Prabowo mengarahkan agar pemerintah mengembangkan konsep sekolah terintegrasi di setiap kecamatan. Model sekolah ini akan menggabungkan pendidikan umum dengan pendidikan kejuruan, memastikan lulusan tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga terampil dalam praktik kerja.

“Sekolah terintegrasi akan menjadi pusat pendidikan holistik yang memadukan SD, SMP, SMA, dan SMK dalam satu kawasan. Fasilitasnya lengkap, mulai dari laboratorium sains, bengkel vokasional, hingga sarana olahraga dan seni,” jelas Pratikno.

Pratikno menambahkan, pembangunan sekolah terintegrasi ini tidak semuanya dimulai dari nol, melainkan melalui transformasi dari sekolah yang sudah ada. Langkah ini mengikuti keberhasilan model Sekolah Unggul Garuda yang tengah dijalankan pemerintah.

“Sebagian sekolah terintegrasi akan dikonversi dari sekolah existing. Jadi tidak hanya membangun baru, tetapi juga memperkuat yang sudah ada agar lebih terpadu,” pungkas Pratikno. Kebijakan ini menegaskan bahwa pendidikan vokasional dan sekolah terintegrasi bukan hanya investasi jangka pendek, tetapi juga fondasi strategis untuk mencetak generasi Indonesia yang berpengetahuan luas, terampil, dan beretika tinggi.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *