Produktif Tanpa Lupa Tujuan: Cerita Ivan Setiawan Menjalani Peran Mahasiswa Seutuhnya

Dokumen milik Ivan Setiawan HMTG dr.bumi

Purwokerto-Menjadi mahasiswa aktif bukan berarti harus mengorbankan akademik. Kalimat itu bukan sekadar semboyan bagi Ivan Setiawan, mahasiswa semester 7 Program Studi Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman yang kini tengah menjalani masa akhir jabatannya sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi. Di tengah kesibukannya mempersiapkan tugas akhir dan sejumlah perlombaan nasional, Ivan membuktikan bahwa kesibukan bisa jadi batu loncatan, bukan penghalang.

Menurut Ivan, kuncinya ada pada kemampuan multitasking dan berpikir positif. Ia percaya bahwa setiap aktivitas, baik akademik, organisasi, maupun lomba, adalah bagian dari proses pembentukan diri. “Saya selalu berpikir saya bisa melakukannya. Kalau kita menolak kesempatan hanya karena takut repot, kita justru kehilangan peluang belajar,” ujarnya.

Menariknya, pandangan Ivan ini selaras dengan hasil temuan psikologi pendidikan modern yang menunjukkan bahwa kemampuan mengatur waktu dan mengelola banyak tugas dapat meningkatkan rasa percaya diri akademik seseorang. Mahasiswa yang terbiasa aktif justru cenderung lebih termotivasi dan adaptif terhadap tekanan akademik.

Bagi Ivan, keseimbangan hidup tidak datang begitu saja. Ia membiasakan diri membuat jadwal rinci, menata prioritas, dan menyisipkan waktu rehat seperlunya. “Saya usahakan tidak menjadi deadliner. Kalau harus potong jam tidur sedikit, tidak apa-apa, yang penting semua tanggung jawab selesai,” katanya.

Menariknya, kisah Ivan bukan sekadar efisiensi waktu, melainkan bagaimana ia memaknai aktivitasnya sebagai proses pembentukan karakter. “Relasi, komunikasi, koordinasi, dan manajemen waktu, itu empat hal besar yang saya pelajari dari organisasi. Semua itu tidak akan kita sadari manfaatnya sekarang, tapi nanti akan terasa ketika sudah bekerja,” jelasnya.

Semua yang dilakukan Ivan merepresentasikan wajah baru generasi mahasiswa masa kini, generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang dalam manajemen diri. Mereka memahami bahwa produktivitas bukan diukur dari seberapa banyak kegiatan yang diikuti, melainkan dari seberapa dalam seseorang mampu memaknai setiap kesibukannya. Meski begitu, di balik ritme yang padat, Ivan tetap menyadari batas dirinya. Saat kewalahan, ia memilih berhenti sejenak untuk beristirahat dan mengembalikan energi. “Saya biasanya ambil waktu 12 jam sampai satu hari penuh buat istirahat, lalu lanjut lagi. Kalau terus dipaksa, hasilnya juga nggak maksimal,” ungkapnya.

Selain aktif di organisasi, Ivan juga kerap mewakili kampus dalam berbagai ajang bergengsi seperti IPA Convex, Geo Student Competition, dan Geoscience Paper Competition. Kompetisi-kompetisi tersebut menuntut kemampuan analisis geologi, penulisan ilmiah, hingga presentasi dalam forum profesional. Dari berbagai pengalaman itu, Ivan belajar bahwa kunci kemenangan bukan sekadar kecerdasan, melainkan kerendahan hati dan motivasi untuk terus berjuang. Ia percaya setiap peserta memulai dari titik yang sama, yang membedakan hanyalah seberapa besar tekad untuk mencapai tujuan.

Dukungan dari teman, dosen, dan keluarga menjadi energi tersendiri bagi Ivan. Ia bersyukur dikelilingi lingkungan yang suportif dan saling mendorong untuk berkembang. “Kalau kita bisa berkomunikasi dengan baik, orang-orang di sekitar juga pasti akan kooperatif dengan kebutuhan kita,” tambahnya.

Ivan kemudian membagikan lima tips agar mahasiswa bisa tetap produktif dan berprestasi:

1. Manfaatkan waktu sebagai mahasiswa sebaik mungkin, karena kesempatan tidak akan datang dua kali.

2. Lawan rasa malas, karena semangat menular pada lingkungan sekitar.

3. Bangun relasi dan koneksi yang baik sejak dini.

4. Jangan hanya fokus akademik, tetapi ikut kegiatan luar kelas untuk memperkuat soft skill.

5. Sisihkan waktu setiap malam untuk mengulas materi kuliah sebagai bentuk relaksasi intelektual.

Di tengah era yang menuntut segalanya serba cepat dan berorientasi hasil, sosok seperti Ivan menjadi pengingat bahwa kesibukan bukanlah tanda kehilangan arah, melainkan proses menuju versi terbaik dari diri sendiri, tempat di mana ambisi dan makna berjalan beriringan.

Editor: Shafaa Veda Artes Tiarni

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *