Purwokerto – Bagi mahasiswa, kopi bukan sekadar minuman, melainkan teman seperjuangan di tengah tumpukan tugas dan jadwal kuliah yang padat. Aromanya yang khas dan rasanya yang pahit sering dianggap sebagai penyemangat belajar ketika mata mulai lelah. Namun, apakah kopi benar-benar meningkatkan semangat, atau hanya menjadi kebiasaan yang menenangkan pikiran?
Kafein yang terkandung dalam kopi memang dapat membantu tubuh tetap terjaga dan meningkatkan fokus. Banyak mahasiswa merasa lebih mudah berpikir jernih setelah menyeruput kopi sebelum belajar. Efek hangat dan aromanya yang menenangkan juga menciptakan suasana nyaman untuk berdiskusi atau menulis laporan. Tak heran jika warung kopi kini menjadi tempat favorit mahasiswa untuk belajar bersama atau sekadar mencari inspirasi.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Di sela kesibukannya menyiapkan tugas kuliah, Putri, mahasiswa semester lima, mengaku hampir tak pernah belajar tanpa ditemani kopi.
“Kalau ngopi, aku jadi nggak ngantuk dan lebih fresh mikirnya. Kadang ide-ide justru muncul saat lagi di kafe, bukan di meja belajar,” katanya sambil tersenyum.
Cerita Putri menunjukkan bahwa kopi bisa memberi efek positif bagi sebagian orang, tetapi tidak semua orang cocok. Konsumsi kopi yang berlebihan justru dapat menimbulkan rasa cemas, jantung berdebar, bahkan sulit tidur. Tubuh yang kurang istirahat akan membuat semangat belajar menurun, meskipun kopi tetap dikonsumsi.
Kopi hanya membantu menjaga fokus sesaat, bukan penentu keberhasilan belajar. Kopi memang bisa menjadi teman yang menyenangkan bagi mahasiswa, terutama di tengah tekanan akademik. Secangkir kopi bisa menjadi penyemangat, asalkan disertai kesadaran untuk menjaga keseimbangan antara belajar dan beristirahat.
Editor: Anisa Dwi Aryanti
