Purwokerto —Bahasa tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sebagai jembatan untuk memahami kemanusiaan. Hal inilah yang ditekankan dalam buku The Power of Language karya Shin Do Hyun dan Yoon Na Ru. Buku ini menyoroti bahasa yang memiliki kekuatan besar dalam membentuk cara berpikir, membangun empati, dan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam pendidikan, The Power of Language dapat digunakan menjadi salah satu bahan ajar bagi para pendidik bahasa. Pembelajaran bahasa tidak hanya berhenti pada aspek tata bahasa, kosakata, dan struktur kalimat, tetapi juga mengajak siswa memahami nilai-nilai kemanusiaan melalui bahasa. Penulis menekankan bahwa kemampuan berbahasa sejati adalah kemampuan memahami dan menyampaikan perasaan, gagasan, serta menghargai perbedaan budaya dan pandangan hidup.
Buku ini mengulas berbagai penelitian dan pengalaman nyata yang menunjukkan tentang bahasa membentuk perilaku sosial manusia, sehingga pembelajaran bahasa perlu diarahkan pada penggunaan bahasa yang etis, santun, dan empati.
Dari sisi pedagogis, buku ini dapat menjadi inspirasi bagi guru bahasa untuk mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada nilai-nilai kemanusiaan (humanis). Misalnya, melalui kegiatan diskusi, refleksi, atau literasi yang menumbuhkan kesadaran sosial siswa. Dengan begitu, proses belajar bahasa tidak hanya mencetak siswa yang pandai berbicara dan menulis, tetapi juga yang mampu memahami makna di balik kata, yakni kemanusiaan.
Melalui The Power of Language, pembaca diajak untuk merenungkan kembali hakikat bahasa sebagai sarana untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Dalam era digital yang sering diwarnai ujaran kebencian dan miskomunikasi, buku ini menjadi pengingat bahwa kekuatan sejati bahasa terletak pada kemampuannya membangun perdamaian dan hubungan antarmanusia yang lebih baik.
Editor : Nasya Fatiha Nastiyari
