Mahasiswa Nilai Kebebasan Berpendapat di Media Sosial Harus Disertai Etika dan Tanggung Jawab

Foto: Dokumentasi Pribadi

Banyumas —Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, kebebasan berpendapat di media sosial menjadi topik yang banyak diperbincangkan, terutama di kalangan pelajar. Media sosial kini tidak hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga wadah untuk menyampaikan ide, kritik, dan pandangan terhadap isu sosial yang berkembang.

Wanda Dzakiyyah Nuraenni, seorang mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman menilai bahwa kebebasan berpendapat adalah hak setiap orang, namun tidak berarti bebas tanpa batas. “Menurut saya, kebebasan berpendapat itu hak semua orang, tapi tetap harus disertai tanggung jawab. Jangan sampai nyebar hoaks atau ujaran kebencian,” ujarnya.

Wanda mengaku cukup sering menyampaikan pendapat di media sosial, terutama mengenai isu pendidikan dan sosial. Namun, ia selalu berusaha berhati-hati dalam memilih kata agar tidak menyinggung pihak lain. Ia juga mengakui pernah merasa ragu untuk berpendapat karena takut mendapat komentar negatif, meski pada akhirnya tetap memilih berbicara dengan cara yang sopan dan hati-hati.

Menurutnya, mahasiswa memiliki peran penting dalam menjaga kebebasan berpendapat agar tetap sehat dan bermanfaat. “Media sosial seharusnya jadi tempat tukar pikiran, bukan ajang saling menjatuhkan,” katanya menegaskan. Pandangan tersebut mencerminkan pentingnya wawasan, etika, dan keterampilan berkomunikasi digital bagi generasi muda. Dengan sikap kritis dan bertanggung jawab, mahasiswa diharapkan dapat menjadi contoh dalam memaknai kebebasan berpendapat secara bijak di era media sosial.

Editor: Wanda Dzakiyyah Nuraenni

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *