
Banyumas, 12 November 2025 – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, kesenian tradisional ebeg di Kabupaten Banyumas tetap bertahan dan digemari masyarakat. Hal tersebut tampak dalam pagelaran yang diselenggarakan oleh Paguyuban Seni Kuda Kepang Sekar Budaya di Lapangan Voli Desa Srowot, Grumbul Kincit, RT 2 RW 1, Kecamatan Kalibagor, pada Rabu (12/11) sore.
Acara yang dimulai pukul 15.00 WIB ini menampilkan beragam tarian khas ebeg dengan iringan gamelan yang menggema di sekitar lapangan. Dua penari muda, Hilda dan Evi, berhasil memukau penonton dengan gerakan yang enerjik dan penuh ekspresi. Selain itu, penampilan Nini Randem sebagai penari topeng turut menambah kekayaan nuansa tradisi Banyumas.
Pimpinan paguyuban, Karman, menjelaskan bahwa kegiatan ini digelar untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap kesenian daerah.
“Kami ingin anak-anak muda tidak melupakan budaya lokal. Walaupun sekarang zaman serba digital, ebeg tetap punya tempat di hati masyarakat,” ujar Karman.
Sementara itu, Evi, salah satu penari, mengaku bangga dapat ikut melestarikan seni tradisional tersebut.
“Menari ebeg membuat saya merasa dekat dengan budaya sendiri. Banyak teman sebaya yang mulai tertarik setelah melihat penampilan kami dibagikan di media sosial,” tuturnya.
Pagelaran sore itu disambut antusias oleh warga sekitar. Beberapa penonton terlihat merekam pertunjukan menggunakan ponsel dan mengunggahnya ke platform digital. Fenomena ini menunjukkan bahwa perpaduan antara budaya tradisional dan dunia digital dapat menjadi cara baru untuk menjaga keberlanjutan ebeg sebagai warisan budaya Banyumas.
Editor:
