Purwokerto – Fenomena mahasiswa mengerjakan tugas di kafe semakin umum ditemui. Ruang belajar alternatif ini dianggap mampu mengatasi rasa malas yang sering muncul ketika belajar di kamar. Tidak sedikit mahasiswa memilih kafe untuk mengerjakan tugas karena suasana kamar kerap dipenuhi distraksi, seperti godaan untuk tidur atau membuka media sosial secara terus-menerus.
Jidda, seorang mahasiswa mengungkapkan bahwa kafe merupakan tempat yang lebih kondusif untuk menjaga fokus. “Alasannya agar tidak malas-malasan dan lebih produktif, karena di kamar biasanya terdistraksi oleh kasur, seperti ketiduran atau scroll media sosial,” ujarnya.
Kebiasaan ini juga berkaitan dengan produktivitas. Banyak mahasiswa merasa lebih fokus ketika berada di lingkungan yang menunjukkan aktivitas serupa. “Biasanya banyak orang work from cafe (WFC), jadi kami juga ikut termotivasi,” ungkap salah seorang mahasiswa.
Selain itu, estetika kafe juga menjadi faktor pendorong munculnya motivasi belajar seperti, lampu yang nyaman, musik slow, dan desain interior yang tidak berlebihan juga mampu memperbaiki mood. Namun, pemilihan kafe juga tidak sembarangan. Kafe yang memiliki suasana ramai, area outdoor penuh asap rokok, atau ruangan tanpa pendingin udara justru dapat menganggu konsentrasi dan menurunkan mood untuk belajar.
Nugas di kafe juga memberikan pengalaman sosial yang berbeda seperti, bekerja bersama teman sering menjadi momen yang menyenangkan dan membantu mengurangi kejenuhan.
Secara umum, fenomena ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar di kafe tidak hanya soal gaya hidup atau tren. “Menurut saya lebih ke dua-duanya, kafe bikin produktif dan juga bikin mood lebih bagus,” tutup narasumber. Bagi banyak mahasiswa, kafe memiliki fungsi ganda yaitu sebagai tempat yang meningkatkan produktivitas sekaligus ruang yang memberikan kenyamanan emosional.
Editor: Okty Astri Rahmadani
