Ilustrasi Perbedaan Nuansa Makna Gpp dan Gapapa (Sumber Dokumentasi: Dokumen Pribadi)
Purwokerto — Belakangan ini, pengguna TikTok ramai membahas perbedaan makna antara “gpp” dan “gapapa”, dua ungkapan sederhana yang ternyata memicu banyak salah paham dalam percakapan online. Lewat berbagai video, banyak kreator konten menjelaskan bahwa kedua bentuk ini membawa nuansa emosi yang berbeda, meski sama-sama memiliki makna “tidak apa-apa”.
Dalam sejumlah video di linimasa, “gpp” sering dipersepsikan lebih dingin, datar, atau bahkan menahan kekesalan. Banyak pengguna TikTok berkomentar bahwa singkatan ini dianggap sebagai “kode halus” seseorang sedang tidak baik-baik saja. Sebaliknya, “gapapa” yang ditulis lengkap dipandang lebih hangat, lebih tulus, dan cenderung benar-benar menunjukkan penerimaan terhadap situasi.
“Gapapa: beneran gapapa dan gpp: kecewa,” transkrip salah satu video TikTok kreator konten dalam videonya yang membahas mengenai “Seni Memahami Wanita”.
Perbedaan pendapat ini muncul karena banyak pengguna mengalami miskomunikasi dalam chat. Beberapa video dengan jutaan tayangan menunjukkan contoh percakapan pasangan atau pertemanan yang berakhir salah paham hanya karena penulisan “gpp”. Pengguna lain menambahkan bahwa makna pesan sering berubah tergantung panjang teks, tanda baca, dan emotikon yang dipakai.
Namun, dalam komentar salah satu video TikTok saat kreator konten membahas fenomena makna “gpp” dan “gapapa”, kembali terdapat perbedaan pendapat. Salah satu akun mengomentari video tersebut dengan “Gapapa: kenapa-napa tapi gengsi, dan iyaaa gapapaa: beneran gapapa.” Komentar ini pun mendapat persetujuan luas dari banyak warganet yang memberikan balasan.
Fenomena tersebut menunjukkan bagaimana bahasa di ruang digital mengalami pergeseran makna dan interpretasi. TikTok menjadi ruang diskusi spontan bagi anak muda untuk membedah nuansa bahasa, sekaligus menyoroti pentingnya literasi digital dalam memahami komunikasi berbasis teks.
Perdebatan ini juga memperlihatkan bahwa ekspresi sederhana sekalipun dapat berkembang makna sosialnya ketika digunakan di media sosial. TikTok tidak hanya menjadi tempat hiburan, tetapi juga ruang bagi pengguna untuk memahami bahasa yang mereka gunakan setiap hari.
Editor: Mutiara Happy Nurhanifah
