
Banyumas — Bale Babad Banyumas mengadakan acara diskusi dan peluncuran buku Babad Diponegoro terjemahan NasSirun PurwOkartun di Bale Babad Banyumas, Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini digelar untuk memperingati hari kelahiran Pangeran Diponegoro yang ke-240 tahun.
Kegiatan berlangsung mulai pukul 19.30 hingga 22.00 WIB dan dihadiri oleh 27 peserta dari berbagai wilayah Banyumas dan Yogyakarta. Kehadiran Wahyu Susanto yang merupakan keturunan Pangeran Suryaatmaja, anak Pangeran Diponegoro pun turut menambah kehangatan suasana dalam diskusi.
NasSirun PurwOkartun, penerjemah buku Babad Diponegoro, memaparkan latar sejarah serta pesan-pesan moral yang termuat dalam buku tersebut. Ia menuturkan bahwa alasan utama ia menerjemahkan karya ini agar dapat dikenali masyarakat lebih luas. “Saya berharap Babad Diponegoro bisa dibaca siapa saja yang mencintai sejarah, tanpa terhalang bahasa yang sulit,” ujarnya.
Salah satu peserta, Irma, mengaku seperti diajak menelusuri ulang sejarah Babad Diponegoro. Bukan hanya melalui literatur berbahasa Indonesia, Belanda, maupun Jawa, tetapi juga lewat karya para penulis dan penerjemah yang mengungkapkan tiap maknanya. “Saya jadi melihat sejarah itu dari berbagai sudut pandang, dari cara berpikir para peserta, dari analisa yang lahir, dari perbandingan sumber hingga dari kesaksian keturunan Pangeran Diponegoro sendiri. Semuanya menyatu, memberikan pemahaman yang lebih utuh, hidup, dan dekat di hati,” tuturnya.

Kegiatan ini menjadi upaya Bale Babad Banyumas untuk tidak sekadar mengenang Pangeran Diponegoro sebagai tokoh perjuangan, tetapi juga menghidupkan kembali minat terhadap literasi sejarah lokal melalui perspektif yang menyeluruh dan dekat dengan hati masyarakat.
Editor: Aisyananda Salsabila
