Purwokerto — Bahasa gaul di Indonesia terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Setiap generasi memiliki istilah khas yang menjadi penanda identitas sosial mereka. Mulai dari istilah modal dengkul yang populer pada era sebelum internet, sampai kata skibidi yang belakangan ramai dipakai anak-anak Gen Alpha, ragam slang ini mencerminkan dinamika budaya serta perkembangan teknologi pada masing-masing masa.
Pada generasi Baby Boomer, gaya bahasa gaul banyak dipengaruhi oleh film Indonesia klasik, radio, serta budaya populer era 1950–1970-an. Istilah seperti cinta monyet, modal dengkul, dan gaul banget digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bertahan cukup lama karena arus informasi pada masa itu relatif lambat.
Memasuki era Generasi X pada tahun 1980–1990-an, penyebaran bahasa gaul semakin cepat berkat kehadiran televisi dan majalah remaja. Istilah cuek bebek, bete, dan sok tahu menjadi bagian dari gaya bicara remaja pada masa itu. Program musik, sinetron, serta gaya hidup perkotaan turut membentuk karakter bahasa informal generasi ini.
Generasi Millennial kemudian membawa perubahan signifikan dalam pola berbahasa. Lahir pada masa awal internet dan ponsel, mereka memperkenalkan berbagai istilah populer seperti lebay, kepo, dan baper. Keterbatasan karakter pada SMS serta kemunculan forum daring membuat bentuk komunikasi menjadi lebih cepat, ringkas, dan unik.
Berbeda dengan Generasi Z yang tumbuh bersama media sosial, budaya meme, dan dunia gim. Istilah seperti receh, cringe, ghosting, dan valid menjadi bagian dari percakapan mereka, baik di dunia nyata maupun ruang digital. Penyebaran bahasa gaul pada generasi ini berlangsung semakin cepat karena terhubung dengan tren internet global.
Generasi termuda, Gen Alpha, menunjukkan pola perkembangan bahasa yang jauh lebih dinamis. Mereka tumbuh dengan TikTok, YouTube Shorts, dan berbagai konten viral yang memunculkan istilah seperti skibidi, sigma, rizz, ohio, hingga mewing. Banyak dari istilah ini muncul dari meme, animasi, atau tren yang bahkan tidak sepenuhnya dipahami oleh generasi di atasnya. Bahasa gaul Gen Alpha kini dikenal sebagai salah satu yang paling cepat berubah, seiring derasnya arus tren viral di media sosial.
Menurut Mahsun (2005), perkembangan bahasa gaul pada setiap generasi merupakan wajar karena bahasa bersifat dinamis dan selalu menyesuaikan kebutuhan. Penggunaan bahasa gaul dapat menjadi bentuk kreativitas sekaligus alat untuk membangun rasa kebersamaan dalam kelompok sebaya. Perubahan slang dipahami sebagai bagian dari dinamika budaya yang terus bergerak mengikuti perkembangan zaman. Pemahaman terhadap evolusi bahasa gaul dinilai dapat membantu kelancaran komunikasi antargenerasi serta mendorong penggunaan bahasa yang tetap sehat serta proporsional.
Seiring pesatnya perkembangan teknologi, evolusi bahasa gaul diperkirakan akan terus mengalami perubahan. Meski terus berganti, bahasa gaul tetap menjadi cermin yang menunjukkan perkembangan budaya, identitas, dan pola komunikasi masyarakat Indonesia dari waktu ke waktu.
Editor: Rimanda Sahya Citharesmi
