
Cilongok- Suasana lapangan besar di Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, dipenuhi penonton yang datang untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit bertajuk “Candra Birawa x Pokdarwis Astagina”. Acara ini berlangsung selama tiga hari, 13-15 November 2025, dalam memperingati hari wayang nasional dan menjadi wadah pelestarian budaya agar tidak hilang di tengah perkembangan zaman.
Mengusung tema “9 Dalang dari Tlatah Jawa”, kegiatan ini menampilkan sembilan dalang dari tanah Jawa. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa seni pedalangan itu terus hidup dan berkembang, serta tetap diminati oleh generasi muda.
Dalam pagelaran ini, sembilan dalang membawakan lakon khas yang mencerminkan keragaman gaya wayang di Jawa. Di antaranya adalah:
- Ki Bima Setyo Aji (Pagelarang) – menampilkan Wayang Babad Banyumas, Ragam Wayang Babad.
- Ki Andhika Pratama (Taman Sari) – menampilkan lakon Gatotkaca, Ragam Wayang Cirebon.
- Ki Dono Anom Arianto (Widarapayung) – menampilkan lakon Gatotkaca Gendereh Kemasan, RagamWayang Kyai Rahayu.
- Ki Yamahandi Adi Pratama (Adireja) – menampilkan lakon Gatotkaca Ratu, Ragam Wayang Kyai Sekabehane.
- Ki Bhisma Maulana (Ngawi) – menampilkan lakon Gatotkaca Rante, Ragam Wayang Jekdong.
- Ki Ulum Karto Diwiryo (Sumpyuh) menampilkan Wayang Sandekala (Gatotkaca Lair), Ragam Wayang Banyumas.
- Ki Setyo Nur Wicaksono (Kebumen) menampilkan lakon Gatotkaca Rabi, Ragam Wayang Kartasura.
- Ki Shindu Galih Sasongko (Adipala) menampilkan lakon Gatotkaca Gugur, Ragam Wayang Kyai Slamet.
- Ki Kukuh Bayu Aji dan Ki Bima Setyo Aji menampilkan Wayang Pandawa Syukur.
Melalui beragam lakon, teknik sabetan yang khas dan pembawaaan cerita yang beragam, memperlihatkan kekayaan seni wayang sebagai bagian dari warisan budaya bangsa, sekaligus menunjukan bahwa tradisi harus terjaga agar tetap hidup.
Selain pertunjukan, acara ini menghadirkan pameran wayang dan demo pembuatan wayang kulit. Pengunjung dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan wayang mulai dari mengukir, hingga pewarnaan. Hal ini menjadi kesempatan edukatif bagi generasi muda untuk memahami proses kreatif di balik seni tradisi.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali ruang perjumpaan antara masyarakat dan seni tradisi. Pagelaran ini tidak hanya menyajikan pertunjukan wayang, tetapi juga menghadirkan proses pewarisan nilai, pengetahuan, dan identitas budaya kepada generasi muda.
