Pengalaman Siswa Hadapi TKA: Strategi, Tekanan, dan Harapan

Ilustrasi: Khanifah Zulfi

Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang digelar pada bulan November di salah satu SMA di Kebumen membawa pengalaman beragam bagi para siswa, termasuk Alifia, salah satu peserta ujian. Sebagai ujian yang menekankan kemampuan berpikir analitis, penalaran, dan pemahaman akademik, TKA dianggap menghadirkan tantangan berbeda dibandingkan ujian reguler yang biasa mereka hadapi.

Menurut Kemendikdasmen, TKA dilaksanakan untuk menyediakan laporan capaian akademik individu melalui penilaian terstandar yang sebelumnya sempat tidak tersedia dalam beberapa tahun terakhir. Informasi tersebut membuat siswa merasa perlu mempersiapkan diri lebih serius karena format soal TKA menuntut kemampuan penalaran tingkat tinggi sehingga memunculkan rasa tegang sebelum ujian berlangsung.

Pada hari pelaksanaan, banyak siswa datang lebih awal untuk menenangkan diri dan mempersiapkan mental. Alifia mengakui bahwa bagian paling menantang dalam ujian adalah soal penalaran dan analisis bacaan yang dinilai lebih panjang dan kompleks dibanding ujian sekolah pada umumnya.

Dalam proses persiapannya, Alifia menata jadwal belajar secara berkala, mengikuti sejumlah tryout, dan memperbanyak latihan soal. Meski demikian, ia mengaku tantangan terbesar justru datang dari rasa malas belajar serta distraksi seperti penggunaan ponsel yang membuatnya sulit fokus.

Saat ujian berlangsung, suasana ruang yang tenang tidak sepenuhnya mengurangi ketegangan. Alifia merasa deg-degan, mumet, dan cukup kewalahan, terutama saat menemui jenis soal MCMA (Multiple Choice Multiple Answer) yang menurutnya menuntut ketelitian tinggi. Untuk menyiasati tekanan waktu, ia memilih melewati soal yang sulit atau memiliki hitungan panjang, lalu mengerjakan soal yang dianggap lebih mudah terlebih dahulu.

Usai ujian, Alifia mengaku sempat kecewa karena materi yang ia pelajari dari buku tidak banyak muncul dalam soal. Meski begitu, ia tetap menyimpan harapan agar nilainya bisa masuk kategori istimewa. “Semoga saja hasilnya memuaskan,” katanya.

Dengan berbagai pengalaman tersebut, pelaksanaan TKA bagi siswa seperti Alifia bukan hanya menjadi penilaian akademik, tetapi juga proses penting dalam melatih ketahanan mental, kemampuan berpikir kritis, serta mengenali kemampuan diri secara lebih jujur.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *