Purwokerto – Les tambahan kini menjadi solusi utama bagi banyak siswa di Purwokerto untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi akademik, terutama saat menghadapi ujian seperti Sumatif Tengah Semester (STS), Sumatif Akhir Semester (SAS), dan ujian lainnya. Salah satu kunci keberhasilan les tambahan adalah penggunaan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan agar siswa tidak cepat bosan dan mampu memahami materi dengan baik.
Dini, seorang tentor les di Purwokerto, menjelaskan bahwa ia menggunakan metode pembelajaran yang beragam untuk memenuhi kebutuhan siswa dari berbagai jenjang, khususnya anak-anak sekolah dasar (SD). “Sebelum memberikan materi, saya biasanya memberikan soal latihan terlebih dahulu untuk mengukur tingkat pemahaman mereka. Selanjutnya, saya mengajarkan materi dengan pendekatan interaktif, seperti diskusi, permainan edukatif, dan latihan soal. Contohnya menggunakan media digital seperti Kahoot dan Quizizz agar proses belajar lebih menarik,” terang Dini saat diwawancarai.
Anak-anak yang belajar di kelas les biasanya menghadapi kesulitan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam memahami kosakata yang tidak umum serta menyusun kalimat secara benar, termasuk menentukan subjek, predikat, dan objek. “Metode yang saya pakai juga selalu diusahakan sesuai dengan kehidupan sehari-hari agar mudah dipahami mereka,” tambahnya.
Pendekatan tersebut sejalan dengan metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang menekankan partisipasi aktif siswa melalui berbicara, menulis, dan berdiskusi. Metode partisipatori dan produktif yang menekankan keterlibatan aktif siswa dalam berbicara, menulis, dan berdiskusi sangat dianjurkan untuk meningkatkan kemampuan bahasa siswa secara menyeluruh. Selain itu, metode pembelajaran yang menggabungkan latihan soal dengan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari mendukung pemahaman konsep yang lebih baik.
Frekuensi kelas les biasanya dua hingga tiga kali dalam seminggu, khususnya bagi siswa jenjang SD dan SMP. Setiap sesi berlangsung sekitar 90 menit dan biasanya diadakan pada sore hari setelah siswa pulang sekolah. Siswa yang mengikuti les ini mayoritas berasal dari lingkungan perkotaan di Purwokerto, khususnya perumahan di sekitar kota.
Dampak positif dari metode pembelajaran ini adalah peningkatan kepercayaan diri siswa dalam menjawab pertanyaan di sekolah serta kenaikan nilai akademik mereka. “Setelah mengikuti les, siswa jadi lebih paham materi, lebih percaya diri, dan sering aktif di sekolah, misalnya mengikuti lomba atau kegiatan kerja kelompok,” ujar Dini.
Editor: Khansa Rufi Khafizah
