Purwokerto – Kebijakan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang diumumkan pada 26 November 2025 di grup Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) mendapat apresiasi dari mahasiswa. Banyak mahasiswa menilai kebijakan ini sebagai upaya dalam menunjukkan perhatian kampus terhadap kondisi ekonomi keluarga mahasiswa.
Mahasiswa mengapresiasi kebijakan tersebut karena memungkinkan penyesuaian biaya kuliah ketika kondisi ekonomi keluarga mengalami perubahan, terutama ketika banyak orang tua mengalami penurunan pendapatan. Dalam bentuk diskusi mahasiswa, kebijakan ini dipandang sebagai bentuk keseriusan perguruan tinggi dalam menjaga akses pendidikan.
Salah satu mahasiswa, Annisa, menyampaikan apresiasinya. “Menurut saya, kebijakan keringanan UKT ini menunjukkan bahwa kampus peduli terhadap kebutuhan mahasiswa. Ini langkah positif yang patut dipertahankan,” ujarnya.
Kebijakan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari mahasiswa yang mengajukan, orang tua atau wali, bagian akademik dan keuangan, hingga pimpinan universitas yang mengambil keputusan. Mahasiswa menilai struktur kebijakan ini cukup jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengajuan Keringanan ini dapat dilakukan melalui beberapa tahapan administratif, seperti penyusunan surat permohonan serta dokumen kondisi ekonomi keluarga. Mahasiswa tetap memberikan apresiasi terhadap mekanisme tersebut karena dinilai tepat dan diperlukan untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar diberikan kepada pihak yang membutuhkan.
Secara keseluruhan, opini dari Annisa menegaskan bahwa kebijakan keringanan UKT merupakan langkah yang patut diapresiasi dan menjadi bukti bahwa universitas pendidikan dapat bergerak adaptif sesuai kebutuhan mahasiswanya. Mereka berharap kebijakan seperti ini terus dipertahankan dan diperluas agar akses pendidikan tetap inklusif dalam berbagai kondisi.
Editor: Arsy Sastra Dewi