Wangon-Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP PGRI 1 Wangon berlangsung lebih hidup ketika guru mengajak siswa mempelajari cerita rakyat Banyumas sebagai media untuk memahami nilai moral dalam teks naratif. Pendekatan ini dinilai membuat siswa lebih mudah menangkap pesan sekaligus mengenal budaya lokal.
Pembelajaran berbasis cerita rakyat tersebut dilakukan pada kelas VII dan VIII sejak awal semester. Guru Bahasa Indonesia setempat, Afifah Diani Nurul, menjelaskan bahwa cerita rakyat dipilih karena dekat dengan keseharian siswa dan mengandung pesan moral yang kuat.
“Anak-anak lebih cepat memahami nilai moral ketika contoh yang digunakan berasal dari budaya mereka sendiri. Cerita rakyat Banyumas punya banyak pesan tentang kejujuran, kerja keras, dan sikap saling menolong,” ujar Afifah.
Dalam kelas, siswa membaca serta mendiskusikan cerita rakyat Banyumas seperti Babat Baturaden, Legenda Curug Cipendok, dan Sendang Mas. Cerita-cerita ini dikenal luas sebagai bagian dari folklor Banyumasan dan sarat nilai budaya lokal.
Setelah membaca legenda-legenda tersebut, siswa diminta menuliskan kembali nilai moral yang muncul, kemudian menghubungkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Tujuannya adalah agar siswa tidak hanya memahami isi cerita, tetapi juga dapat menerapkan nilai moral dalam praktik nyata.
Program ini membuat siswa lebih antusias. Beberapa siswa mengaku lebih mudah memahami pesan cerita daripada membaca contoh teks di buku. Rafi , siswa kelas VIII, mengatakan bahwa belajar lewat cerita rakyat terasa “lebih nyata dan dekat”.
“Kalau ceritanya dari Banyumas, saya merasa lebih paham. Ada tempat yang saya kenal. Pesan moralnya jadi gampang dimengerti,” kata Rafi.
Menurut Rencana Pembelajaran yang diterapkan, kegiatan ini akan berlanjut hingga akhir semester dalam bentuk proyek pameran kecil bertema Cerita Rakyat Banyumas. Siswa akan menyajikan poster, ilustrasi, serta ringkasan nilai moral dari cerita yang mereka pilih.
Dengan pendekatan ini, SMP PGRI 1 Wangon berharap siswa tidak hanya memahami teks naratif, tetapi juga mampu merefleksikan nilai-nilai budaya Banyumas dalam sikap mereka sehari-hari.
Editor: Windi Srimulyati
