Gaya Bahasa Generasi Digital: Tren Singkatan, Akronim, dan Code Switching di Era Media Sosial

Purwokerto – Era digital membawa perubahan signifikan dalam bahasa Indonesia, terutama dalam gaya bahasa generasi digital yang aktif di platform media sosial. Penelitian terbaru menunjukkan bagaimana algoritma platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Twitter memengaruhi cara berkomunikasi anak muda melalui tren singkatan, akronim, dan pencampuran bahasa (code switching) yang sangat dipengaruhi oleh konten yang viral.

Penelitian dari berbagai jurnal linguistik digital menunjukkan bahwa generasi Z kini kerap menggunakan bahasa gaul yang dipenuhi singkatan dan akronim dalam percakapan sehari-hari di media sosial. Sekitar 70% remaja menggunakan gaya bahasa informal ini, dan sekitar 25% di antaranya sering melakukan code-switching, yaitu beralih antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam satu kalimat, contohnya seperti “Kamu sudah check email-nya?” atau “This is so gemoy!”. Fenomena ini tidak hanya soal efisiensi komunikasi, tetapi juga merupakan bagian dari pembentukan identitas digital di era serba cepat dan viral ini.

Menurut penelitian dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, fenomena linguistik ini mencakup pembentukan kosakata baru, adopsi istilah asing, penggunaan bahasa hibrid, serta pengaruh tren game dan aplikasi sosial media yang mempercepat penyebaran slang dan emoji sebagai ekspresi visual cepat. Transformasi bahasa juga tampak dalam bentuk meme dan frasa unik yang jadi cara baru bagi remaja berinteraksi secara kreatif, meskipun ada kekhawatiran terkait potensi penurunan kemampuan bahasa formal di kalangan mereka.

Para ahli menekankan pentingnya keseimbangan melalui literasi digital yang lebih kuat di lembaga pendidikan supaya inovasi bahasa ini tetap responsif tanpa menghapus nilai-nilai kebakuan dan jati diri bahasa Indonesia. Media sosial dengan algoritma yang cenderung mengutamakan konten singkat dan mudah dipahami telah menjadi pendorong utama perubahan ini yang perlu dihadapi dengan kebijakan bahasa yang fleksibel.

Fenomena ini menggambarkan bagaimana bahasa Indonesia terus berkembang dan berubah selaras dengan perkembangan teknologi, sekaligus menunjukkan tantangan menjaga warisan bahasa nasional dalam menghadapi derasnya perubahan sosial dan digitalisasi komunikasi masyarakat modern.

Bagikan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *