Museum Sonobudoyo di Yogyakarta kini menghadirkan koleksi langka berupa wayang Kancil, yang tidak hanya menampilkan keindahan seni tradisional, tetapi juga sarat dengan pesan moral dan kearifan lokal. Koleksi ini menjadi salah satu media edukatif yang efektif untuk memperkenalkan nilai-nilai kepintaran, keberanian, dan kejujuran kepada pengunjung, terutama generasi muda.
Menurut Dzikirin, pemandu Museum Sonobudoyo, wayang Kancil ini dipilih karena kisah Kancil merupakan fabel Nusantara yang populer dan mengandung banyak pelajaran hidup. “Melalui wayang ini, pengunjung bisa memahami bagaimana kecerdikan dan strategi Kancil menghadapi tantangan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Selain itu, koleksi ini diverifikasi berdasarkan penelitian budaya dan seni pertunjukan Nusantara. Berdasarkan studi yang diparafrasekan dari beberapa artikel ilmiah, fabel Kancil terbukti efektif sebagai media pembelajaran moral karena cerita dan karakternya mudah diingat dan menarik bagi anak-anak maupun dewasa. Hal ini memperkuat pentingnya pengenalan budaya melalui media visual dan interaktif seperti wayang.
Pengunjung museum dapat menyaksikan detail karakter Kancil beserta adegan-adegannya setiap hari selama jam operasional. Koleksi ini juga sering menjadi bagian dari program edukasi yang mengajarkan sejarah, seni, dan nilai-nilai budaya Indonesia.
Museum Sonobudoyo menekankan bahwa pelestarian fabel dalam bentuk wayang bukan sekadar untuk dipamerkan, tetapi juga untuk menjaga warisan budaya tetap hidup dan relevan. Dengan metode penyajian yang interaktif, museum berharap pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga memahami pesan moral yang terkandung dalam setiap cerita. Kehadiran wayang Kancil ini menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional masih dapat menjadi media pendidikan yang efektif di era modern.
