
Purwokerto — Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, generasi Z tumbuh sebagai kelompok yang akrab dengan dunia digital. Lahir pada era internet, mereka memiliki kemampuan beradaptasi tinggi terhadap inovasi teknologi, namun sekaligus dihadapkan pada tantangan besar berupa distraksi media sosial. Dunia pendidikan kini dituntut bertransformasi agar mampu menumbuhkan kreativitas, berpikir kritis, serta karakter positif pada generasi ini, tanpa terperangkap dalam arus digitalisasi yang sering kali mengaburkan fokus belajar.
Pada saat yang sama, berbagai survei menunjukkan generasi Z menghabiskan banyak waktu di dunia maya, dengan internet dan media sosial menjadi sarana utama untuk berkomunikasi, mencari hiburan, sekaligus belajar secara mandiri. Fenomena ini membuat sekolah dan perguruan tinggi mulai mengintegrasikan platform digital, kelas daring, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan dalam proses pembelajaran. Namun, mereka juga dihadapkan pada kenyataan bahwa sebagian besar siswa lebih tertarik pada konten singkat dan instan dibandingkan bacaan mendalam.
Di lapangan, guru dan orang tua semakin sering melaporkan gejala menurunnya konsentrasi, kecenderungan menunda tugas, serta kelelahan digital pada peserta didik yang setiap hari bersentuhan dengan layar gawai dalam durasi panjang. Rahmi, seorang guru menyatakan “Di samping banyaknya dampak positif perkembangan teknologi, ada juga dampak negatifnya, siswa jadi malas-malasan dan memilih bermain media sosial daripada mengerjakan tugas yang diberikan.” Kondisi tersebut mendorong lahirnya berbagai program literasi digital, pelatihan guru, dan kebijakan penguatan pengawasan ruang digital anak, yang bertujuan memastikan inovasi teknologi benar-benar menjadi alat untuk meningkatkan mutu pendidikan generasi Z, bukan justru memperlebar jurang distraksi dalam proses belajar mereka.
Dalam situasi ketika media sosial dengan mudah mengalihkan perhatian siswa dari tugas-tugas akademik, komitmen bersama antara sekolah, orang tua, dan pemerintah menjadi kunci untuk menyeimbangkan antara pemanfaatan teknologi sebagai sarana inovasi pembelajaran dengan upaya membangun disiplin, literasi digital, dan tanggung jawab dalam berinternet. Jika keseimbangan ini berhasil dijaga, generasi Z tidak hanya akan dikenang sebagai generasi yang tenggelam dalam distraksi layar, tetapi sebagai generasi yang mampu mengubah kekuatan teknologi digital menjadi modal penting untuk meraih prestasi dan membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih maju dan berkualitas.
Editor: Indri Kumala
